PN Pandit Ceritakan Kisahnya Mendekati Suku Sentinel, Kepalanya Nyaris Dipotong
John Chau mendatangi pulau Sentinel Utara di Samudra Hindia untuk menemui warga suku terasing tersebut sekaligus melakukan kegiatan misionaris
Meskipun tak banyak membuahkan hasil, mereka meninggalkan hadiah di akhir kunjungan dengan harapan dapat membangun hubungan dengan komunitas misterius tersebut.
Terkadang, hadiah itu diperlakukan berbeda. Misalnya saat mereka diberi hadiah seekor babi yang masih hidup -dalam keadaan terikat, mereka langsung menombaknya dan mengubur bangkainya di pasir.

Membuka Kontak
Setelah beberapa kali melakukan ekspedisi untuk mencoba menjalin kontak dengan mereka, akhirnya mereka mendapat hasilnya pada 1991 ketika suku tersebut secara damai beranjak dari pulau dan mendekati rombongan Pandit yang masih berada di perairan.
"Kami bingung mengapa mereka mengizinkan kami," ungkapnya. "Itu keputusan mereka sendiri untuk menemui kami dan pertemuan itu bisa terjadi dalam ketentuan yang mereka syaratkan."
"Kami turun dari perahu dan berdiri di dalam air setinggi leher, lalu membagikan kelapa dan hadiah lainnya. Tapi kami tidak diizinkan untuk melangkah ke pulau mereka."
Pandit mengatakan dia tidak terlalu khawatir kemungkinan diserang, tetapi dia mengaku selalu berhati-hati saat berada di dekatnya.
Dia mengatakan anggota tim mencoba berkomunikasi dalam bahasa isyarat, tetapi tidak berhasil karena orang-orang Sentinel itu sebagian besar sibuk dengan hadiah yang diterimanya.
"Mereka berbicara di antara mereka sendiri, tetapi kami tidak bisa memahami bahasanya. Kedengarannya mirip dengan bahasa yang diucapkan oleh kelompok suku lainnya di wilayah itu," kata Pandit.

Tidak Diterima
Dalam satu kali tatap muka yang mengesankan selama di perjalanan, seorang anggota suku Sentinel yang masih muda sempat mengancamnya.
"Ketika saya membagikan kelapa, saya sedikit terpisah dari anggota tim dan saya ternyata bergerak mendekati pantai," katanya kepada BBC.
"Seorang pemuda suku Sentinel menyeringai, menghunus pisaunya dan memberi isyarat kepada saya bahwa dia akan memotong kepala saya. Saya segera berbalik naik perahu dan kami bergegas pergi."
"Bahasa tubuh anak laki-laki itu sangatlah penting. Dia menjelaskannya bahwa saya tidak diterima."
Sejak saat itulah, Pemerintah India melarang melakukan ekspedisi dengan pemberian hadiah, dan bahkan orang asing dilarang mendekati pulau itu.