Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Lengkap Mantan GM PSIS Semarang Ferdinand Hindiarto, Ungkap Modus Pengaturan Skor

Mantan GM PSIS Ferdinand Hindiarto mengungkapkan modus-modus praktik pengaturan skor dalam sepak bola nasional.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: abduh imanulhaq
INSTAGRAM/FERDINAND HINDIARTO
Mantan GM PSIS Ferdinand Hindiarto mengungkapkan modus praktik pengaturan skor dalam sepak bola nasional 

Kalau saya lihat, orang-orang di federasi memiliki kepentingan di luar memajukan sepak bola. Selama federasi diisi oleh orang-orang yang punya kepentingan selain memajukan sepakbola secara murni, ya, tak akan pernah bisa.

Pasti ada konflik kepentingan (Ferdinand membeberkan penilaiannya mengenai kepemilikan atau kepengurusan klub yang dia minta sebagai off the record- Red). Lalu saya membayangkan kalau Liverpool tidak pernah ada urusan sama FA. Pemilik Arsenal juga tak pernah jadi pengurus FA. Jadi ya penak. Maka ketika FIGC mendengar ada suap skor, ya, kena Juventus. Karena Juventus menerima ketika terbukti, selesai.

Bagaimana pengaturan skor dari sudut pandang psikologi?

Kalau dari kacamata sebagai seorang psikolog olahraga, indikator perilakunya sangat jelas. Contoh pemain PSMP yang menendang penalti itu. Kelas pemain Liga 2 nendang seperti itu, tidak bisa bohong. Mungkin, seharusnya dia kena tiang. Tapi mengenai tiang kan susah, risikonya lebih susah.

Ya saya memaklumi kalau orang atau penonton berpersepsi liar dong, tidak salah. Terus sujud lho, aneh lho itu, biasanya sujud kalau gol.

Saya pernah dibully di Instagram-nya Liga Indonesia sewaktu dua tim bertanding. Saya menonton secara langsung di stadion. salah satu tim terancam degradasi. Sebuah tim dengan posisi di zona degradasi pasti akan menunjukkan kengototan tapi saya tidak melihat itu.

Ekspresi wajah dan perilaku pemain selama 90 menit apa dibuat-buat? Jadi kacamata orang psikologi yang belajar perilaku ya sangat mudah sebenarnya.

Selama ini pemain A tampil selalu baik, bagus performanya tapi tiba-tiba kok berubah. Kondisi fisiknya tidak ada masalah, misal tidak cedera. Kenapa saya berani mengatakan tidak cedera? Pelatih kan menurunkan, pasti sudah konfirmasi kondisi fit. Tiba-tiba kok perilaku bermainnya berubah. Lha wajar dong misalnya pelatih atau manajer, bahkan mungkin suporter menduga-duga sesuatu yang wajar.

Jadi saya tidak menggunakan kata-kata atau verbal untuk membuktikannya. Kata-kata yang keluar dari mulut pemain, pasti membantah. Tapi kalau dari perilaku, analisis dari video saja bisa.

Pengalaman saya, dulu waktu jadi GM pernah memecat pemain senior yang saya sangat yakin terlibat pengaturan skor. Meski saya tidak bisa membuktikan langsung melalui pembuktian formal, begitu ya, tapi waktu itu saya bisa mengambil keputusan karena feeling saya kala itu ada.

Saya tidak bisa membuktikan hingga akhir. Jujur energinya tidak cukup. Apakah nanti akan direspons juga atau tidak, rugi saya dari sisi waktu dan tenaga. Lebih baik saya menyelesaikan kompetisi saja.

Waktu itu keputusan saya ambil dari analisis perilaku. Selama ini dalam latihan, di pertandingan-pertandingan sebelumnya, tidak pernah seperti itu. Tiba-tiba kok terjadi perubahan perilaku. Lha kata kuncinya adalah ada perubahan perilaku di lapangan. 

Kalau Anda sendiri pernah melihat, merasakan mendengar atau mengalami permintaan terkait pengaturan skor?

Sering, dulu waktu jadi GM PSIS sudah sering. Salah satunya saya tidak perlu sebutkan timnya. Saat itu posisi mereka sedang butuh uang. Permintaannya to the point, kok.

Bilangnya bagaimana? Apa yang dibilang?

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved