BNPB Sebut Gunung Anak Krakatau Baru Meletus Besar 500 Tahun Lagi
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho sebut Gunung Anak Krakatau baru akan meletus 500 tahun lagi
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus besar seperti di tahun 1883. Tapi akan meletus besar 500 tahun lagi
TRIBUNJATENG.COM - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau membuat masyarakat Indonesia merasa takut dan khawatir.
Adanya peristiwa sebagian dinding Gunung Anak Krakatau jatuh ke dalam lautan, efeknya menimbulkan ombak pasang tsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Masyarakat Indonesia takut kalau sampai terjadi letusan besar seperti tahun 1883 silam.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus besar seperti di tahun 1883.
Letusan tahun 1883 terjadi saat tiga gunung yang ada di Selat Sunda meletus secara bersamaan.
Tiga gunung itu adalah Gunung Rakata, Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan.
Akibat letusan dahsyat itu, tiga gunung hancur dan habis. Tahun 1927, muncullah Gunung Anak Krakatau dari dalam lautan.
"Gunung Anak Krakatau (magma) dapurnya tidak akan besar seperti sana (ketiga gunung terdahulu)," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (25/12/2018).
Menurut Sutopo, masyarakat tak perlu terlalu takut.
"Banyak ahli yang mengatakan, untuk terjadi letusan yang besar dari Anak Krakatau masih perlu waktu sekitar 500 tahun lagi," lanjutnya.
Saat ini status Gunung Anak Krakatau masih berada di level 2 atau waspada.
Status tersebut berdasarkan yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Menurut pantauan mereka, hingga saat ini masih terus terjadi erupsi dari Gunung Anak Krakatau.
"Jadi jangan percaya sejak tadi pagi banyak (kabar) beruntun bahwa status Gunung Anak Krakatau dinaikan menjadi siaga, tetap dalam hal ini statusnya waspada, dan erupsi Gunung Anak Krakatau sebenarnya berlangsung sejak Juni 2018 sampai hari ini," tutur Sutopo.