Detik-detik Gunung Anak Krakatau Meletus 37 Kali pada Kamis 3 Januari 2019

Gunung Anak Krakatau meletus hingga 37 kali pada Kamis (3/1/2019). Berikut ini video detik-detik Gunung Anak Krakatau meletus

Penulis: Jen | Editor: abduh imanulhaq
Instagram @didikh017 via Twitter Sutopo Purwo Nugroho
Foto Penampakan Erupsi Gunung Anak Krakatau. Gunung Anak Krakatau kembali meletus sebanyak 37 kali pada Kamis (3/1/2019) 

TRIBUNJATENG.COM- Gunung Anak Krakatau meletus hingga 37 kali pada Kamis (3/1/2019) pukul 12:03 WIB.

Tinggi kolom letusan sekitar 1.600 meter dengan pola letusan yang sama. yakni lava pijar, abu vulkanik, dan pasir.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitternya, Jumat (4/1/2019).

Sejak 27 Desember 2018, PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM telah menaikkkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), dengan zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer.

Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau.

"Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai 27/12/2018 pukul 06.00 WIB," ujar Sutopo berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Kamis (27/12/2018).

Video:

Sutopo menjelaskan bahwa letusan beruntun memang sudah menjadi perilaku Gunung Anak Krakatau.

"Lihat grafik ini. Selalu ada jeda waktu istirahat beberap hari kemudian meletus beruntun dari Gunung Anak Krakatau. Jika ada letusan baru, itu sudah perilaku Gunung Anak Krakatau. PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik GAK," cuitnya.

Baru-baru ini video yang mempertontonkan detik-detik Gunung Anak Krakatau meletus itu tengah beredar di masyarakat.

Sejak Juli 2018, Gunung Anak Krakatau erupsi setiap hari.

Sutopo sendiri menegaskan bahwa letusan Gunung Anak Krakatau ini tidak akan menimbulkan tragedi tsunami 1883 seperti yang disebabkan oleh sang ibu, Gunung Krakatau.

Pada tahun 1883, Gunung Krakatau meletus hingga menyebabkan tsunami setinggi 40 meter, Sutopo menyebut 36 meter.

"Tahun 1883, tiga gunung di Selat Sunda (G.Rakata, G.Danan. G.Perbuatan) meletus bersamaan. Letusanny besar dan menimbulkan tsunami besar setinggi 36 meter. Lalu gunungnya hilang. Lalu 1927 muncul Gunung Anak Krakatau (GAK). Tidak mungkin letusan Gunung Anak Krakatau akan sama tahun 1883," cuit Sutopo

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved