Di PHK, Ratusan Mantan Karyawan PT Damatex Salatiga Tuntut Pelunasan Empat Bulan Gaji
108 orang eks karyawan PT Damatex Salatiga berunjuk rasa menuntut hak pelunasan gaji selama empat bulan
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: galih permadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nafiul Haris
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Suasana berbeda terlihat di Halaman Kantor Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Kota Salatiga dibandingkan hari biasanya yang cenderung sepi, Selasa (15/1/2019).
Pagi itu, sekitar 108 orang eks karyawan PT Damatex Salatiga berunjuk rasa menuntut hak pelunasan gaji selama empat bulan sejak dirumahkan mulai Agustus hingga Desember 2018.
Erni Suprihartini (47) salah satunya, ia tidak mengira perusahaan yang bergerak di bidang tekstil tempatnya bekerja hampir 26 tahun tersebut bakal mengalami kerugian hingga tidak mampu membayar gaji karyawan.
Kini, dia hanya bisa berharap sisa upahnya segera dilunasi secara tunai.
"Hasil audiensi keputusannya belum dikabulkan, pembayaran yang tertunda itu diangsur dua bulan," katanya kepada Tribunjateng.com di lokasi Selasa (15/1/2019)
Sudah menunggu hampir tiga jam, Ia merasa dibohongi berkali-kali.
Seketika harapannya dapat pulang kembali ke rumah dengan kepastian gaji selama empat bulan sebagai ganti rugi bakal cair dari perusahaan yang beralamat di Jalan Argobusono No 1 Salatiga itu, kandas.
Sebelum memutuskan ikut aksi demonstrasi di kantor Dispenaker Kota Salatiga, perusahaan menjanjikan penghentian kerja dirinya tidak berlangsung lama.
Dan akan dipekerjakan kembali serta tetap menerima gaji. Praktiknya, semua itu dianggap cuma sebatas angin surga karena perusahaan tidak memenuhi.
"Pesangonnya itu juga belum jelas. Nanti nunggu hasil banding di Semarang. Audiensi lagi bersama BP3TK Jateng," ujarnya
Selain gaji yang belum terbayarkan, iuran BPJS Ketenagakerjaan juga tidak kunjung jelas. Meski perusahaan menjanjikan bakal dilunasi pada April mendatang ia sudah telanjur tidak percaya.
"Tapi biasanya dari dulu begitu molor terus. Tidak tepati janji. Katanya sedang diupayakan terus.Tetep tidak ada kejelasan," keluhnya
Erni mengaku sudah sering berharap janji dari perusahaan bakal ditepati. Tapi kali ini ia merasa cukup dan berharap pemerintah memastikan semuanya terwujud.