Dua Menteri Ini Protes Pidato Prabowo, Dikatakan Mau Bangkrut BUMN Pamer Kinerja Positif
Rini Soemarno mempertanyakan data dan bukti ke calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut perusahaan pelat merah akan bangkrut satu per satu.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Dua menteri Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak terima dengan ucapan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut BUMN akan bangkrut satu per satu.
Dua menteri yang dimaksud adalah Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perekonomian Darmin Nasution.
Rini Soemarno mempertanyakan data dan bukti ke calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut perusahaan pelat merah akan bangkrut satu per satu.
"Ya buktinya mana? Orang ngomong kan bisa saja, gampang bicara, sekarang lihat bukti buktinya apa,?" kata Rini di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/1).
Hal senada juga diungkapkan Menko Perekonomian Darmin Nasution yang meminta tidak asal tuding terhadap BUMN. Darmin tidak mengetahui apa dasar ketika ada pihak yang menyebut BUMN akan bangkrut.
"Dasarnya apa, (kalau didasari karena rugi), itu kesimpulan yang terlalu ceroboh," ucap Darmin.
Rini pun kembali menyampaikan, BUMN yang rugi saat ini, seperti PT Garuda Indonesia (Persero), sedang diupayakan perbaikan keuangannya oleh pemerintah.
Upaya penyehatan keuangan Garuda, kata Rini, dengan melakukan renegosiasi kontak-kontrak lima sampai tujuh tahun yang lalu, dimana nilai kontrak tersebut terlalu mahal.
"Saya yakin kita bisa perbaiki semua. Kita harus menjaga keberlangsungan BUMN-BUMN tersebut, kita punya karyawan yang banyak, karyawan itu juga punya keluarga, kita harus jaga semua.
Jadi kalau bicara marilah bicara dengan benar, dengan data yang kuat," papar Rini.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyebut BUMN satu persatu akan bangkut yang diakibatkan pemerintah salah dalam mengelola negara.
Hal itu disampaikan Prabowo di acara Konsolidasi Koordinator TPS se-Provinsi DKI Jakarta, di Roemah Djoeang Prabowo-Sandi, Jalan Wijaya I no 81, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (13/1).
"Kita lihat sekarang BUMN-BUMN milik negara, milik rakyat, kebanggaan kita satu-satu hancur, satu-satu bangkrut.
Tanya aja Garuda, pilot-pilot, tanya Pertamina, tanya PLN, tanya semua pabrik-pabrik milik negara. Saatnya rakyat merebut kembali kedaulatan negara," paparnya.
Pernyataan Prabowo yang kembali diulang saat dirinya menyampaikan pidato kebangsaan Indonesia Menang, Senin (14/1).
Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kemarin, memamerkan kinerja bisnisnya yang positif, pasca Prabowo Subianto menyebut perusahaan pelat metah satu per satu akan bangkrut.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero), Silmy Karim mengatakan, perseroan akan menjalankan dua proyek strategis tahun ini, yang merupakan bagian ekspansi kapasitas di bagian hilir dan menurunkan biaya produksi di bagian hulu.
Silmy menjelaskan, proyek pertama adalah pembangunan Blast Furnace Complex yang dapat memangkas biaya produksi baja sebesar 50 dolar AS per ton dan menambah fasilitas iron making atau tahap hulu bertambah.
"Satu awal dari rangkaian usaha Perseroan untuk meningkatkan daya saing di sektor hulu, dimana Fasilitas Blast Furnace merupakan teknologi berbasis batu bara.
Penggunaan batu bara akan meningkatkan fleksibilitas penggunaan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap gas alam yang diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan harga dan keterbatasan," ungkap Silmy.
Proyek lainnya adalah penambahan kapasitas baja lembaran panas melalui pembangunan Hot Strip Mill 2 yang sudah mencapai 90,23 persen terhitung per November 2018.
"Proyek pemasok baja Hot Rolled Coil dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun ini ditargetkan selesai pada April 2019," ucapnya.
Kemudian, PT PLN turut memaparkan kinerja keuangannya yang positif pada akhir kuartal III 2018, dimana secara operasional perusahaan mengalami laba sebelum selisih kurs sebesar Rp 9,6 triliun, meningkat 13,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 8,5 triliun.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, kenaikan laba tersebut ditopang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan serta adanya kebijakan pemerintah DMO harga batubara.
Menurutnya, sejalan dengan kemajuan program 35 GW, maka sejak Januari 2015 sampai September 2018, telah menanamkan dana untuk Investasi sebesar Rp 248 triliun, dimana pada periode yang sama peningkatan jumlah pinjaman hanya sebesar Rp 148 triliun atau 60 persen dari total investasi.
Hal ini, kata Sarwono, menunjukkan bahwa kekuatan dana internal PLN masih sangat memadai yaitu sekitar 40 persen atau Rp 100 triliun dari seluruh kebutuhan Investasi tersebut.
“Keadaan PLN jelas sehat secara cash flow. Sebab yang terpenting itu adalah bagaimana menjaga kesehatan cash flow-nya, dan PLN dalam kondisi yang sehat," ucap Sarwono.
Selanjutnya, PT Pertamina (Persero) yang menyampaikan pada tahun lalu, perseroan mencatatkan berbagai momen penting, seperti alih kelola Blok Mahakam, Blok Rokan, dan blok terminasi lainnya yang sebelumnya dikelola oleh asing.
Media Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan, pada tahun kamarin Pertamina juga meresmikan pengembangan TBBM Maumere sebagai penopang supply BBM di Indonesia Timur.
"Proyek ini diikuti dengan 29 proyek lainnya senilai Rp 20 triliun," ucapnya.
Seiring dengan itu, kata Arya, Pertamina terus melanjutkan program BBM Satu Harga ke 124 titik wilayah 3T di Indonesia, dan sejumlah investasi lain seperti digitalisasi SPBU.
"Dengan sejumlah program yang sudah berjalan pada 2018, maka bisa terlihat bahwa Pertamina dalam kondisi positif sebagai perusahaan," ujarnya. (tribun network/sen/fik/zal/mam)