Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Pengemis di Jalan Kebun Krumput Banyumas, Apa yang Terjadi Jika Pengendara Tak Lempar Koin?

Sejumlah pengemis duduk di sepanjang jalan raya Kebun Krumput, Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati
Satinem dan anaknya yang masih berumur 4 tahun, mengemis disepanjang jalur Kebun Krumput, menunggu uang recehan dari para pengendara. 

Anak pertamanya kelas 6 SD sedangkan suaminya adalah pekerja kuli bangunan.

Jika sedang tidak ada pekerjaan lain, dia memilih mengemis di jalur Kebun Krumput.

"Saya dan suami adalah pekerja srabutan. Kalau ada orang yang mempekerjakan baru saya berangkat. Misalnya suami saya menjadi tukang bangunan sedangkan saya pembantu rumah tangga," ujar Satinem kepada Tribunjateng.com, Selasa (22/01/2019).

Alasan lain di sampaikan oleh Sami (76) warga Desa Pageralang, Kemranjen.

"Dari pada berdiam diri di rumah, mending saya duduk disini dapat uang. Lumayan uangnya bisa buat tambah-tambah beli kebutuhan pokok," ucap Sami.

Permasalahan pengemis di Kebun Krumput, hingga sekarang belum teratasi.

Kebiasaan masyarakat yang sudah sejak lama ditambah dengan minimnya ketrampilan menjadikan mereka tidak mampu terserap ke sektor riil.

"Mereka dari dulu tidak ingin dianggap pengemis. Sehingga kegiatan itu sudah dianggap tradisi dan diturunkan turun temurun. Kalau dirazia juga pasti balik lagi," ujar Agus Sriyono selaku Kabid Perlindungan Jaminan Rehabilitasi Sosial (PJRS) Dinsospermades Kabupaten Banyumas.

Pemkab Banyumas masih berupaya menangani masalah pengemis di Kebun Krumput.

Dinsospermades Kabupaten Banyumas melakukan serangkain penanganan masalah pengemis di Kebun Krumput.

Tahap pertama adalah mendata pengemis yang termasuk usia produktif terutama wanita-wanitanya supaya diberikan bekal ketrampilan.

Kemudian anak-anak akan dibina dan dibimbing supaya tidak mengikuti jejak orang tuanya.

Bisa melalui pendidikan formal atau pendidikan ketrampilan supaya mereka nantinya dapat bekerja.

Tahap kedua adalah berupaya bekerja sama dengan instansi terkait misalnya kementerian agama untuk memberikan pemahaman terkait spiritual dan mitos-mitos terkait.

Selain itu bekerja sama dengan pihak kampus-kampus di Banyumas dengan nama Campus Social Responsibility (CSR).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved