72 Tahun Silam Megawati Soekarnoputri Lahir Tak Lama Sebelum Soekarno Ditangkap dan Diasingkan
Megawati dilahirkan dari rahim Fatmawati, pada masa Agresi Militer Belanda.Saat Megawati masih berusia 2 tahun, Soekarno ditangkap dan diasingkan
Penulis: Jen | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Presiden ke-lima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri genap berusia 72 tahun pada hari ini, Rabu (23/1/2019).
Hashtag #72citacinta bu Mega pun ramai disematkan di Instagram.
Pemilik nama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri itu lahir pada tanggal 23 Januari 1947, di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali Code, Yogyakarta.
Megawati adalah anak kedua Soekarno.
Megawati dilahirkan dari rahim seorang Fatmawati, pada masa Agresi Militer Belanda.
Saat Megawati masih berusia 2 tahun, Soekarno ditangkap dan diasingkan ke pulau Bangka.
Ia lantas tumbuh jauh dari pelukan seorang ayah.
Masa pengasingan proklamator Soekarno-Hatta bersama para pemimpin bangsa lainnya terjadi pada kurun waktu 1948-1949.
Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur.
Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.
Megawati juga kerap menghabiskan waktunya untuk menonton wayang bersama sang ayah.
Presiden Soekarno sering menggelar pagelaran wayang di Istana Negara.
Bahkan, kata Megawati, pagelaran wayang tersebut diselenggarakan dua bulan sekali.
Dalam pagelaran itu, lanjut Megawati, selalu diramaikan oleh masyarakat yang ingin melihat cerita pewayangan tersebut.
Hal itu disampaikan Megawati saat membuka pagelaran wayang dengan lakon 'Bima Jumeneng Guru Bangsa' di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2018).
"Bisa dikatakan dua bulan sekali di istana ada pagelaran wayang yang dihadiri masyarakat, waktu kecil sampai mengingat sampai luber acara itu dulu di lantai maupun di belakang layar," kata Megawati.
Nasehat yang paling diingat dari Megawati adalah kamu harus punya Joie de Vivre, semangat kegembiraan dalam hidup harus ada.
Nasehat ini diungkapkan saat Bung Karno melalui masa sulit jelang pergantian kepemimpinan tahun 1965.
Sejak kecil, Megawati dididik untuk selalu tampil rapi, santun, dan well-mannered. Dari Megawati pulalah teman-temannya belajar tata krama serta sopan santun dalam keseharian, mulai dari cara makan hingga bersin. (Tribunjateng.com/jen)