Awalnya Dikira Sakit Gigi Biasa, Warga Pekalongan Ini Tak Menyangka Mengidap Kanker Rahang
Kesedihan mendalam dirasa Sodikin lantaran tak punya biaya untuk mengobati penyakit ameloblastoma atau tumor rahang yang hampir empat bulan ia rasakan
Penulis: budi susanto | Editor: galih pujo asmoro
Terkait biaya pengobatan diakui Sodikin, berasal dari sumbangan teman-temannya dan pemuda desa yang peduli terhadap nasibnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada pihak yang secara ihklas membantu saya, karena selama ini saya belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah."
"Saya ingin cepat sembuh agar bisa mencari nafkah untuk keluarga,” imbuhnya.
Sementara itu, Fiki Andreana satu di antara pemuda desa menerangkan warga yang peduli dengan keadaan Sodikin hingga patungan untuk biaya pengobatan Sodikin.
“Kami akui kesulitan mencari donatur untuk pengobatan Sodikin, jadi kami patungan seadaanya guna membantu biaya pengobatannya selama ini,” imbuhnya.
Langkah medis dipaparkan Fiki sudah diambil oleh keluarga Sodikin, yang awalnya dibawa ke pengobatan alternatif hingga ke rumah sakit.
“Awalnya kami bawa ke pengobatan alternatif."
"Lalu kami bawa ke RSUD Kajen, dan dirujuk ke RS Siti Khodijah."
"Kini kami menunggu rekomendasi dari RS Siti Khodijah,” kata Fiki.
Walaupun sudah mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS), Fiki menerangkan kendala pengobatan Sodikin ada di biaya transport.
“Satu di antara kendala ada di biaya transport, karena warga secara mandiri membawa Sodikin berobat."
"Harapan kami penyakit Sodikin segera ditangani dan diangkat tumornya,” harapnya. (*)