Mahfud MD Bongkar Kepribadian Rocky Gerung hingga Enggan Dibandingkan
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD membongkar kepribadian sosok pengamat politik Rocky Gerung.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Mahfud MD tersenyum mendengar pernyataan pengamat Politik, Rocky Gerung soal pembebasan Ustaz Abu Bakar Baasyir.
Hal itu ia terlihat saat keduanya menjadi pembicara di acara ILC berjudul "Ustadz Ba'asyir: Bebaaas... Tidaak!" di tvOne, Selasa (29/1/2019) malam.
Mulanya, Rocky Gerung mengomentari terkait judul ILC.
Menurutnya, judul "Ustadz Ba'asyir: Bebaaas... Tidaak!" kurang bernuansa ILC.
Rocky Gerung pun beranggapan judul yang dirilis ILC kurang menggigit.
"Nah judul ILC kali ini, Ustaz Abu Bakar Ba'asyir bebas atau tidak, itu kurang ILC, kurang menggigit," ujar Rocky yang saat itu melalui video call di ILC.
Roky Gerung mengusulkan judul yang berkaitan dengan hoaks atau kabar bohong.
"Mestinya, Ustaz Ba'asyir hoaks atau bukan," ujarnya.
Sebelumnya, Rocky Gerung menuturkan ada kekacauan yang terjadi saat presiden dikoreksi bawahannya.
"Polemik itu memperlihatkan ada kekacauan di dapur kekuasaan, berantakan dapurnya. Ada pepatah bilang begini 'too many cooks spoil the broth' terlalu banyak tukang masak, membuat sup itu tumpah berantakan, ya itu yang terjadi sekarang," ungkap Rocky Gerung.
Menurut Rocky, Jokowi yang ikut mengucapkan Abu Bakar Ba'asyir bebas juga melakukan hoaks, atau membuat berita bohong.
"Saya menganggap yang disebutkan presiden kemarin adalah hoaks, jadi presiden sekali lagi bikin hoaks, dia dibantah oleh bawahannya dan itu tidak elok sebetulnya," ulasnya.
• Dituding Mirip Rocky Gerung, Sudjiwo Tedjo Tegas Membantah
• Penonton di Studio Tertawa saat Sudjiwo Tedjo Sebut Rocky Gerung Kebanyakan Teori
• Rocky Gerung Tertunduk Mendengar Pemaparan Mahfud MD
Ia pun menyinggung turut menyinggung Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian yang sempat mengoreksi pernyataan Jokowi perihal Ustaz Abu Bakar Ba'asyir yang akan dibebaskan.
"Anda bayangkan bahwa Pak Tito menerangkan secara lengkap, urutan peristiwa, konsekuensi diplomasi, karena soal korupsi ini adalah investasi internasional," ungkap Rocky.
"Seharusnya Pak Tito yang mengucapkan pikiran pemerintah, bukan presiden, supaya kalo bikin suatu kesalahan, presiden masih bisa koreksi," sambungnya.