TRAGIS! Saat Bapak Kandungnya Pulang Mabuk, Siswi SMP Ini Dipaksa Layani Nafsu Ayahnya
Nasib nahas dialami siswi SMP berinisial IJM (12) yang ditinggal ibunya menjadi Tenaga Kerja Indonesia ( TKI) di Malaysia.
Anak perempuan memandang ibunya jahat dan tidak adil. Boleh jadi sang ibu pernah mengalami kekerasan seksual dan tak mampu memelihara hubungan seksual dengan suaminya.
Ada korelasi positif antara kegemaran minum alkohol dan incest. Berbagai studi menemukan antara 15% - 80% pelaku incest adalah pecandu alkohol, dan biasanya alkohol diminum sebelum melakukan perbuatannya.
Perhatikan Perubahan Perilakunya Ada sejumlah tanda psikis maupun fisik yang terlihat pada anak-anak korban kekerasan seksual.
Tanda-Tanda Psikis:
Takut berada sendirian di dekat orang tertentu. Mengalami gangguan tidur seperti mimpi buruk, takut masuk kamar, takut tidur sendiri.
Menjadi senstitif dan gampang marah. Lengket dengan orangtuanya. Memiliki rasa takut yang sulit dijelaskan.
Sikapnya berubah terhadap sekolah, teman-teman, maupun saudara kandungnya. Sikapnya menjadi lebih kekanak-kanakan (regresi).
Pengetahuan seksualnya lebih daripada anak sebayanya. Takut pulang atau lari dari rumah. Tanda-
Tanda Fisik:
Sulit duduk maupun berjalan. Kelaminnya gatal atau sakit. Pakaian dalamnya berdarah, sobek atau bernoda.
Daerah alat vital lecet dan berdarah. Menderita penyakit seksual dan yang paling menyedihkan ia bisa hamil.
Efek Jangka Panjang
Bagi para korban kekerasan seksual, apalagi anak-anak, pencabulan itu mendatangkan efek berjangka panjang.
Berbagai studi memperlihatkan, hingga dewasa, anak-anak korban kekerasan seksual biasanya akan memiliki self-esteem (rasa harga diri) rendah, depresi, memendam perasaan bersalah, sulit mempercayai orang lain, kesepian, sulit menjaga membangun hubungan dengan orang lain, dan tidak memiliki minat terhadap seks.
Studi-studi lain bahkan menunjukkan bahwa anak-anak tersebut akhirnya ketika dewasa juga terjerumus ke dalam penggunaan alkohol dan obat terlarang, pelacuran, dan memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak.
Kepada sebuah stasiun TV, guru agama itu mengaku pernah menjadi korban kekerasan seksual di masa lalu.
Karena itu anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual berhak dan harus mendapatkan pendampingan dan terapi psikologi.
Tujuannya adalah supaya mereka dapat mengatasi beban kejiwaan yang berat itu, atau yang lazim disebut stres pasca trauma. (*)
• Anshar Menyimpan Mayat Wanita yang Dibunuhnya Selama 3 Hari, Ini Pengakuan dan Motif di Baliknya
• Kisah Akadi alias Dirjo Raja Badok Asal Kudus, Habiskan 25 Bungkus Nasi Kucing Sekali Makan
• Praveen Jordan, Pasangan Baru Kevin Sanjaya, Mengaku Tak Kesulitan Beradaptasi
• Padahal Bermanfaat Banget Lho, Ini 5 Fitur WhatsApp yang Mungkin Belum Anda Ketahui