Berita Lengkap : Polisi Tahan Tiga Emak-emak Penyebar Nggak Bakal Ada Adzan Bila Jokowi Menang
Tiga ibu atau dikenal emak-emak itu diketahui bagian dari relawan pemenangan Capres-cawapres Prabowo - Sandi atau PEPES.
Dalam video tersebut, dua orang emak-emak berdialog dengan bahasa Sunda dan mengajak seorang kakek untuk tidak memilih capres Jokowi pada Pilpres April mendatang. Alasan mereka, karena tidak akan ada lagi adzan dan disahkannya pernikahan sejenis jika Jokowi terpilih kembali menjadi presiden.
Citra Wida dengan akun @citrawida5 disebut sebagai pengunggah pertama video tersebut oleh akun el-diablo @MemeTanpaHurufK. Akun ini kemudian menyebut si pengunggah beralamat di Perum Gading Elok 1, Blok 14O Nomor 12A.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan sama perempuan boleh menikah, laki-laki sama laki-laki boleh menikah," kata perempuan dalam video tersebut.
Alamat pengunggah berhasil ditelusuri. Namun, sebagian tetangga hingga Ketua RT setempat mengaku tidak kenal dengan laki-laki dan perempuan di foto yang beredar itu. Perempuan yang disebut sebagai Citra juga bukanlah pemilik rumah tersebut.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat menyatakan ketiga emak-emak yang diduga lakukan kampanye hitam tidak penuhi unsur tindak pidana pemilu. Mereka disebut tak penuhi unsur Pasal 280 ayat 1 huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pemilu.
Di dalamnya disebutkan larangan dalam kampanye. Isinya, pelaksana, peserta dan tim kampanye dilarang menghina seseorang dari agama, suku, ras, golongan, calon dan atau peserta pemilu yang lain.
Sedangkan dalam kasus emak-emak ini, ditemukan bahwa ketiganya tidak masuk dalam struktur pelaksana kampanye, melainkan hanya relawan.
Jokowi: Ini kebangetan!
Presiden Joko Widodo selaku pihak yang dituduh menyampaikan kegeramannya atas kampanye hitam yang dilakukan oleh emak-emak di Karawang.
"Ada katanya nanti kalau Presiden Jokowi menang enggak boleh azan. Wah ini kan kebangetan," kata Jokowi saat berpidato dalam acara penyerahan sertifikat tanah di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2).
Selain itu, Jokowi kembali menyinggung fitnah yang selama ini dituduhkan kepadanya, seperti terlibat PKI dan anti-ulama. Padahal, kata Jokowi, dirinya setiap hari bersama ulama dan sering mengunjungi pondok pesantren.
Kepada warga, Jokowi mengingatkan agar tidak menyebarkan kabar bohong atau fitnah hanya karena pemilu. Pesan lain, jangan ada perpecahan hanya karena perbedaan pilihan calon pemimpin. "Karena modal kita, aset terbesar kita, persatuan," ucap Jokowi.
Cawapres nomor urut 01 pendamping Jokowi, Ma'ruf Amin, mengatakan kampanye yang dilakukan oleh emak-emak di Karawang bahwa tidak akan ada lagi suara adzan dan dilegalkannya pernikahan sejenis adalah fitnah. "Saya ini kiai tukang azan, betul atau tidak? Kok malah enggak ada azan? Itu bohong, itu fitnah," ujar Ma'ruf.
Ia mendesak polisi untuk segera menuntaskan kasus itu dan mencari aktor intelektual di balik kampanye hitam yang dilakukan emak-emak dengan cara door to door tersebut. "Sebab kalau tidak ini bakal ada lagi keluar," ujarnya.
Mantan Rais Aam PB NU itu khawatir dengan maraknya kampanye hitam saat momen pilpres aaat ini dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat. "Ini sangat berbahaya bagi demokrasi penegakan demokrasi dan keutuhan bangsa ini," ucapnya.