Mendag Tegaskan Perjanjian IA-CEPA akan Memberi Dampak Positif bagi Perekonomian Indonesia
Atas kebijakan itu sejumlah pihak khawatir nantinya banyak produk dari negeri Kanguru yang bakal masuk ke Indonesia
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi menandatangani perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, Senin (4/3/2019) kemarin.
Atas kebijakan itu sejumlah pihak khawatir nantinya banyak produk dari negeri Kanguru yang bakal masuk ke Indonesia dan mengancam keberlangsungan pelaku usaha dalam negeri satu diantaranya peternak sapi.
Saat dijumpai wartawan seusai menjadi pembicara pada acara diskusi bertajuk "Business Plan National Festival (BPNF)" Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita menjelaskan perdagangan internasional antar negara adalah sebuah keniscayaan.
"Kalau kita semua menutup diri justru merugi tidak akan pernah maju. Saya ambil contoh Malaysia membuka kerjasama dengan Turki, kita tidak. Apa yang terjadi eksport kita nol," terangnya kepada Tribunjateng.com, di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (5/3/2019)
Menurut Enggartiasto Lukita penandatangan perjanjian IA-CEPA bertujuan untuk kemitraan ekonomi yang lebih komprehensif, berkualitas tinggi dan saling menguntungkan antara Indonesia dan Australia yang mencakup perdagangan barang.
Perjanjian tersebut kata dia, akan menghilangkan 100 persen tarif Australia, sedangkan 94 persen tarif Indonesia akan dihapuskan secara bertahap.
"Dengan India kemarin kita berbeda tarifnya lima persen untuk salah satu produk ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Satu milyar lebih kita turun, Indonesia merugi. Kalau kita tidak mau membuka diri hancur ekonomi negeri ini," katanya
Berkaitan dengan adanya produk Australia yang masuk kata dia, sebaliknya barang dari Indonesia juga banyak keluar kesana. Inilah titik poin kerjasama kemarin, termasuk pembukaan lapangan pekerjaan didalam negeri maupun sebaliknya.
Dikatakan Enggartiasto Lukita adanya kerjasama yang ada nantinya dapat memperkecil defisit perdagangan dengan Australia terutama mobil produsen mereka.
"Ditambah pelatihan-pelatihan dari adanya kerjasama yang ada dan kita juga mendapatkan 4.200 working visa atau bebas biaya kunjungan wisata kesana di tahun pertama," ujarnya
Dalam waktu dekat kata Enggartiasto Lukita akan menggelar rapat bersama sejumlah pihak guna menentukan target kenaikan ekspor ke Australia dan pertumbuhan ekonomi Indonesia atas kerjasama yang sudah dijalin.
Mengenai kekhawatiran peternak dalam negeri maupun pebisnis daging ia meminta supaya tidak terlampau takut pasalnya saat ini guna memenuhi kebutuhan daging Indonesia juga telah impor.
"Daging sapi dan kerbau sekarang sudah impor apabila kenaikan kemarin diangka Rp 135 ribu perkilogramnya tidak bisa turun kecuali impor. Dan kita tidak usah takut ekspor impor bukan suatu yang haram tapi keniscayaan," ungkapnya
Dari kerjasama perdagangan dengan Australia yang baru saja dilakukan Menteri Perdagangan mentargetkan pertumbuhan ekonomi nasional diangka 6,5 persen lebih minimal dibatas itu tidak boleh turun.
Daging kerbau impor dari India lanjut dia dinilai hasilnya lebih bagus dan kandungan lemaknya rendah serta harganya murah perkilogram Rp 85 ribu. Apabila ada permintaan tinggi tidak terpenuhi dikhawatirkan menjadi masalah besar.
"Jadi ini adalah hukum ekonomi, adanya permintaan kebutuhan dan harus dipenuhi. Maka ada untung rugi, tapi saya yakin ekonomi Indonesia akan bertumbuh," jelasnya
Enggartiasto Lukita memaparkan total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Australia tercatat USD 8,6 miliar pada tahun 2018. Ekspor utama Indonesia ke Australia termasuk minyak bumi, furnitur, ban, panel layar, dan alas kaki. Sedangkan impor utama Indonesia dari Australia termasuk gandum, minyak bumi, ternak hidup, batubara, dan gula mentah.
"Sementara total investasi dari Australia ke Indonesia pada tahun 2018 mencapai USD 597 juta. Angka-angka ini diperkirakan akan meningkat begitu perjanjian yang kemarin ditandatangani mulai berlaku," pungkasnya (ris)