Breaking News:

Museum Batik Kota Pekalongan Buka Pelatihan Membatik Bagi Pelajar, Berikut Informasi Lengkapnya

Puluhan siswa tingkat sekolah dasar (SD) sibuk mempraktikkan proses pembuatan batik di Museum Batik Kota Pekalongan, Rabu (20/3/2019).

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Seorang pelajar SD mempersiapkan batik yang hendak dijemurnya dalam tahapan pelatihan membatik yang diikutinya di Museum Batik Kota Pekalongan, Rabu (20/3/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Puluhan siswa tingkat sekolah dasar (SD) sibuk mempraktikkan proses pembuatan batik di Museum Batik Kota Pekalongan, Rabu (20/3/2019).

Tak hanya proses batik cap, pembuatan batik tulis menggunakan canting, pelorotan malam, serta penjemuran juga diikuti para pelajar.

Walaupun harus berjibaku pada panasnya malam dan terik matahari saat menjemur kain batik, tak menyurutkan antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Angga (11) siswa SD Negeri Poncol 01 Kota Pekalongan misalnya.

Dia terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran tersebut.

"Bisa praktik langsung bersama teman-teman sangat senang, apalagi hasilnya nanti bisa dibawa pulang," katanya, Rabu (20/3/2019).

Saking antusiasnya, seragam yang dikenakan Angga tak sadar kotor terkena pewarna batik.

"Tadi kena pewarna saat proses mewarnai. Batik yang saya buat setelah kering nanti mau saya tunjukan ke orangtua saya," jelasnya.

Sementara itu, Staf Museum Batik Pekalongan, Pasa Timur Dewa menerangkan, di museum tersebut memang membuka pelatihan untuk siswa SD.

"Setiap hari ada sekitar 100 siswa yang mengikuti pelatihan membatik. Pelatihan akan dibuka hingga Mei 2019 mendatang," paparnya.

Pasa menuturkan, pelatihan dilaksanakan setiap hari mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00.

"Dari proses batik cap hingga batik tulis diajarkan ke para pelajar," imbuhnya.

Terpisah, Kaprodi Batik di Universitas Pekalongon (Unikal) Mutadi menambahkan, untuk meregenerasi pembatik muda, wajib diadakan pelatihan.

"Kalau perlu ada mata pelajaran yang khusus mengulas tentang batik, karena regenerasi pembatik semakin ke sini semakin tergerus minatnya," kata Mutadi.

Ia berharap, pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun instansi pendidikan tidak hanya acara seremonial.

"Jika tidak ingin batik hilang, para pelajar di Kota Pekalongan harus disadarkan pentingnya melestarikan warisan budaya batik. Caranya melalui memperkenalkan sedari dini dan terus melakukan pelatihan mengenai batik," tambahnya. (Budi Susanto)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved