KPU Sosialisasi Pakai Bahasa Jawa Banyak Sedulur Sikep di Blora Belum Bisa Baca Tulis

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah yang dihuni oleh penganut ajaran Sedulur Sikep atau Samin

TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
KPU Kudus berikan sosialisasi Pemilu 2019 kepada Sedulur Sikep di Balai Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Rabu (13/3/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah yang dihuni oleh penganut ajaran Sedulur Sikep atau Samin.

Proses sosialisasi telah dilakukan secara lebih spesifik dan detail agar pada saat hari pencoblosan tidak terjadi kekeliruan.

Ketua KPU Kabupaten Blora, M Khamdun menjelaskan, dari sisi pemanfaatan teknologi informasi, masyarakat Samin agak sedikit berbeda. Mereka tidak begitu mempersoalkan jika tidak memiliki perangkat elektronik seperti TV maupun handphone.

Kondisi itu membuat akses informasi terkait seluk beluk Pemilihan Umum (pemilu) 2019 kepada mereka menjadi terbatas. Padahal di jaman sekarang sumber informasi tercepat adalah perangkat elektronik seperti televisi maupun smartphone.

“Sehingga setiap sosialisasi suku Samin menjadi sasaran,” imbuhnya Senin (15/4).

M Khamdun menjelaskan, sosialisasi diberikan dengan lebih spesifik dan menggunakan bahasa Jawa. Sebab masih banyak penganut ajaran Sedulur Sikep yang belum bisa membaca dan berbahasa Indonesia.

“Kami membawa spesimen, denah Tempat Pemungutan Suara (TPS), proses alur pencoblosan bagaimana untuk mempermudah pemahaman,” ujarnya.

KPU Kabupaten Blora tidak memiliki data pasti berapa banyak jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berasal dari penganut ajaran Samin. Sebab mereka tersebar di berbagai daerah seperti di Menden, Sambong, Klopoduwur, dan Kradenan.

Namun jika dikira-kira jumlah DPT penganut ajaran Samin di masing-masing daerah tersebut ada sebanyak satu TPS atau sekitar 200-300 pemilih. Secara umum masyarakat Samin sudah terbuka dengan segala macam proses administrasi. Mereka sudah memiliki KTP yang digunakan menjadi sarat menjadi pemilih.

“Pada saat Pencocokan dan Penelitian (Coklit) petugas juga diterima dengan baik. Sejak saya tugas di sini (KPU Kabupaten Blora) mereka selalu ikut terlibat dalam proses pencoblosan,” imbuhnya.

Pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah kemarin tingkat partisipasi di Kabupaten Blora mencapai 63 persen. Sedangkan saat Pileg mencapai 70 persen.

M Khamdun menyatakan pihaknya telah 100 persen siap menyelenggarakan dan melaksanakan pemungutan serta penghitungan suara Pemilu 2019. Logistik sudah sampai di semua TPS yang ada di desa kelurahan. Tidak ada kekurangan kotak dan surat suara.

Di wilayahnya ada 2.950 TPS yang tersebar di 295 Desa atau 16 Kecamatan. Sedangkan jumlah pemilih mencapai 706.940 orang. Ada beberapa desa yang pada saat distribusi petugas sulit mengaksesnya antara lain Desa Kepoh dan Kedungbacin. Namun kini semua sudah siap. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved