Kodim Bantu Petani di Pekalongan Genjot Produktivitas Padi di Tengah Keterbatasan Lahan
Sekitar 10 tahun lalu, luasan lahan sawah di Kabupaten Pekalongan sekitar 26 ribu hektare, namun kini hanya ada 22 ribu hektare.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Sekitar 10 tahun lalu, luasan lahan sawah di Kabupaten Pekalongan sekitar 26 ribu hektare.
Namun, saat ini luasan lahan sawah di Kabupaten Pekalongan, sekitar 22 ribu hektare.
Artinya, dalam satu dekade, luasan lahan sawah di Kabupaten Pekalongan berkurang sekitar empat ribu hektare.
Oleh karena itu, inovasi dan terobosan harus dilakukan agar dengan luasan lahan yang terbatas ini, produktivitas tanaman padinya bisa meningkat.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh Kodim 0710 Pekalongan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan adalah membuat demplot sawah atau lahan percontohan dengan inovasi pupuk Wijayakusuma Nutrision di Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
• Bupati Asip Kholbihi Optimistis Partisipasi Pemilu 2019 di Kabupaten Pekalongan Capai 80 Persen
Dengan inovasi pupuk baru ini diharapkan produktivitas tanaman padinya meningkat.
Panen raya lahan sawah demplot itu dilakukan oleh jajaran Kodim 0710 Pekalongan, Selasa (16/4/2019).
Kepala DKPP Kabupaten Pekalongan, Siswanto, menyatakan, mulai tahun 2015 semua pihak berupaya untuk menjaga ketahanan pangan secara nasional, sehingga ada MoU antara TNI dan Kementerian Pertanian.
Karena ketahanan pangan nasional sangat mendukung ketahanan nasional, tanpa pangan yang cukup, bangsa Indonesia akan lemah, sehingga antara Kementerian Pertanian dengan jajaran TNI, Polri, sangat mendukung upaya untuk menjaga ketahanan pangan ini hingga di tingkat bawah.
"Di Kabupaten Pekalongan luas lahan semakin sempit, padahal penduduk semakin banyak. Sepuluh tahun lalu, luas sawah 26 ribu hektare, kemarin kita data dengan BPN tinggal 22 ribu hektare, sehingga 10 tahun itu sekitar 4 ribu hektare berkurangnya. Nanti 10 tahun yang akan datang berkurang lagi," kata Siswanto kepada Tribunjateng.com.
Meskipun pemerintah memiliki kebijakan lahan sawah abadi, atau lahan sawah yang tidak boleh beralih fungsi, namun ke depan luasan lahan sawah di Kabupaten Pekalongan diperkirakan akan terus mengalami penyusutan akibat berbagai faktor, seperti pertumbuhan laju pertambahan penduduk dan sebagainya.
Menurutnya dari luasan sawah 22 ribu hektare tersebut, terdata yang betul-betul sawah untuk padi sekitar 19.700 hektare
"Berarti ini semakin berkurang, padahal kebutuhan pangan khususnya beras semakin bertambah, karena jumlah penduduk semakin banyak. Sehingga, kita perlu upaya-upaya walaupun dengan lahan yang semakin terbatas, dan sekarang sudah ada aturannya tidak boleh membangun fisik di lahan sawah. Upaya bersama TNI seperti ini contohnya, lahan sawah yang sedikit itu, produktivitasnya harus naik," Jelasnya.
• Ratusan Surat Suara DPRD Kabupaten Pekalongan Tertukar
Siswanto mengungkapkan pihaknya mencontohkan upaya meningkatkan produktivitas padi di daerah pegunungan.