Penyandang Disabilitas Keluhkan Kondisi Trotoar dan Shelter BRT di Semarang
Akhirnya penyandang disabilitas ini terpaksa menggunakan badan jalan raya untuk melaksanakan kegiatan.
Penulis: rival al manaf | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jalan santai mungkin menjadi kegiatan yang biasa bagi orang awam.
Mereka bisa dengan mudah menggunakan trotoar atau pedestrian dengan leluasa.
Namun tidak bagi penyandang disabilitas.
Salah satunya adalah Muhammad Agri Galur Aji.
Pemuda berusia 19 tahun itu harus menjalani aktivitas hari-harinya di kursi roda.
Sabtu (27/4/2019) ia cukup gembira.
Pagi itu, tempatnya menimba ilmu Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC) Semarang menggelar jalan ceria bersama penyandang disabilitas.
Bagi remaja yang akrab disapa Afif, itu merupakan acara jalan sehat pertama yang ia ikuti.
Sejak subuh ia sudah bersiap, ingin setidaknya sekali merasakan jogging denngan rute Simpang Lima-Pahlawan.
"Selama ini saya belum pernah beraktivitas keluar rumah sendiri. Selalu didampingi orang tua, mereka belum mengizinkan saya untuk bisa ke luar rumah sendiri," ucap Afif kepada Tribun Jateng.
Tidak heran jika dia tampak antusias.
Namun, gairahnya hanya sampai di garis start jalan santai.
Sepanjang perjalanan ia menyadari nasihat orangtuanya untuk tidak keluar rumah sendiri terbukti.
"Trotoarnya bagus, elevasinya tidak terlalu tinggi. Kursi roda bisa melintas dengan mudah dan nyaman. Sayang tiang-tiang pembatas sepeda motor itu juga membatasi kami yang menggunakan kursi roda untuk masuk ke pedestrian," ucapnya.