TERBARU: Hasil Autopsi Keluar, Harun Rasyid Remaja Korban Rusuh 22 Mei Tewas Karena Luka Tembak
Remaja korban kerusuhan 22 Mei, Harun Rasyid (15) dipastikan tewas akibat luka tembak.
"Itu bolong, sampai belakang. Tembus, di sekitar tenggorokan tembus ke punggung belakang," ujar Syafri kepada BBC News Indonesia, Jumat (24/5/2019).
Lantaran tidak diotopsi, jenasah Farhan hanya diberi keterangan meninggal secara tidak wajar oleh pihak rumah sakit.
Dia menuturkan alasan jenasah putranya tidak diotopsi.
"Karena kemarin itu saya ngeliat anak saya ditelantarkan gitu aja di ruang jenazah, akhirnya kita bawa pulang langsung karena kasihan kan sudah dari jam 02.00 pagi sampai saya datang jam 07.00," kata dia.
Pria berusia 58 tahun ini mendesak kepolisian mengungkap penyebab kematian putranya yang dia duga karena peluru tajam.
"Kalau saya melihat, dari diameternya nggak mungkin peluru karet, karena tembus sediameter itu," jelas Syafri.
Untuk itu, dia bersedia jenazah anaknya diotopsi.
"Kalau memang yang berkepentingan dan itu memang harus dilakukan, kami siap-siap saja," cetusnya.
Sebelum meninggal, Farhan sempat dibawa ke RS Budi Kemuliaan.
Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan, dr Muhammad Rifki, mengungkapkan ketika dibawa ke UGD Farhan dalam kondisi tidak sadar, karena detak jantungnya hampir tidak terdengar, petugas medis langsung melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP).
"Ternyata setelah beberapa lama tidak berhasil, akhirnya dinyatakan meninggal," jelas Rifki, seraya menambahkan jenasah kemudian dirujuk ke RSCM.
Peluru tajam atau bisa juga peluru karet
Terkait penyebab kematian, Rifki mengungkapkan "sangat dimungkinkan karena luka tembus dari leher ke belakang, di bawah tulang punggung."
Namun, dia tidak dapat memastikan luka tembus itu akibat terjangan peluru tajam atau peluru karet.
"Sulit mengatakan itu, kecuali kita otopsi. Tapi kalau lihat dari lukanya, patut diduga dari senjata tajam, apakah itu peluru tajam atau apa," jelas Rifki.