Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sosok Ferry Anto Mantan Striker Persis Solo yang Saya Ketahui, Pemain Bola yang Juga Entrepreneur

Berita hilangnya mantan striker Persis Solo Ferry Anto karena terseret ombak di Pantai Baru Bantul membuat saya terkejut.

Penulis: galih permadi | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUN JATENG/GALIH PERMADI
Ferry Anto melayani pelanggan toko bajunya, Jalan Slamet Riyadi, Sedahromo Lor, Kartasura, Rabu (15/1/2014). 

TRIBUNJATENG.COM- Berita hilangnya mantan striker Persis Solo Ferry Anto karena terseret ombak di Pantai Baru Bantul membuat saya terkejut.

Saya mengenalnya sebagai sosok pesepakbola yang sangat ramah kepada siapapun, tak hanya suporter atau wartawan.

Di luar itu, saya juga mengenal sang kapten tim saat masih bergabung di Persis ini sebagai seorang entrepreneur atau wirausahawan sejati. 

Pada 2014 silam, tak hanya merintis karier di sepakbola, Ferry juga merintis usaha toko baju bernama Ferry Fashion.

Dia membuka toko bajunya  di Jalan Slamet Riyadi, Sedahromo Lor, Kartasura. 

Berbagai jenis baju dari t-shirt, celana, sampai baju gamis dijual di toko tersebut.

“Saya belum pakai brand Ferry untuk baju. Ini masih order dari brand lain,” kata Ferry, saat itu.

Usaha ini bermodalkan hasil keringatnya selama menjadi pemain sepakbola.

“Sebagai penghasilan sampingan. Karena saya berpikir tidak selamanya saya akan mendapatkan penghasilan dari main bola. Tidak selamanya saya bermain bola pasti akan pensiun. Apalagi beberapa musim lalu, tim-tim kesulitan dalam pembayaran gaji. Jadi saya tidak terpaku dari sepakbola,” ujarnya.

BREAKING NEWS: Mantan Striker Persis Solo Ferry Anto Hilang Terseret Ombak di Pantai Bantul

Lawan Bali United, PSIS Tak Diperkuat Wonderkid Septian David Maulana

Gelandang Persib Bandung Esteban Vizcarra Kabarkan Kondisinya Terkini setelah Jalani Terapi

Seminggu Dilatih Julio Banuelos, Bek Persija Jakarta Sebut Latihannya Mirip Barcelona

Pada 15 Januari 2014, Ferry menerima saya di rumahnya untuk keperluan wawancara mendalam. 

Profilnya akan dimuat di Harian SuperBall yang saat itu juga diterbitkan kantor saya,Tribun Jateng, di Semarang.

Dia bercerita panjang lebar mengenai kehidupannya sebelum dan sesudah menjadi pemain bola profesional.

Pemilik nama lengkap Ferry Anto Eko Saputra ini tidak pernah menyangka bisa bermain di hadapan pendukung Persis Solo, Pasoepati.

Padahal dirinya sempat berdiri menjadi seorang Pasoepati yang kala itu membela klub asal Solo, Pelita Solo.

Dia pun mengenang momen-momen tersebut.

“Waktu itu saya masih SMA kelas I. Datang ke stadion pakai baju merah dan menyanyi mendukung Pelita Solo. Saya tidak menyangka sekarang menjadi bagian dari Persis Solo dan didukung ribuan Pasoepati ketika bermain. Saya merasa merinding sendiri,” ungkap Ferry.

Ferry mengaku sepakbola hanya menjadi hobi, bukan sebagai cita-cita.

"Waktu itu kok senang main sepak bola didukung dan ditonton orang banyak. Pengin banget masuk tim bola kampung. Belum kesampaian tapi tim bolanya sudah bubar,” ujarnya.

Bapak dua anak ini kali pertama masuk ke sekolah sepak bola SSB Arseto, kemudian pindah ke SSB Satria.

“Saya dari kecil suka jadi kiper, bahkan saat SMA saya jadi kiper tim SMA 4 Solo. Tapi waktu di SSB saya ditunjuk pelatih jadi striker. Dan pertama kali latihan langsung cetak empat gol. Akhirnya saya sadar potensi saya jadi seorang striker,” ujarnya.

Ferry kemudian masuk ke tim U-18 Suratin Jawa Tengah dan kemudian dilirik Persis Junior.

Sosok ayah sangat berperan dalam karir striker yang akrab dipanggil Ferry ini.

Ketika itu Ferry diberi dua pilihan yakni fokus di pendidikan atau sepakbola.

“Ketika itu saya kuliah semester dua Jurusan Manajemen Ekonomi di Universitas Muhammadyah Surakarta (UMS). Ibu saya ingin saya milih fokus pendidikan, tapi bapak saya secara bijak memberi dua pilihan. Saya ingat kata-kata bapak saya ‘pilihanmu adalah jalan hidupmu’. Akhirnya saya pilih sepakbola, mungkin sudah takdir,” ujarnya.

Pilihan Ferry berkarir menjadi pemain sepakbola tidaklah salah.

Ferry mampu membuktikan dengan prestasi yang dibuatnya.

“Akhirnya ibu saya pun mendukung saya di sepakbola. Sepakbola itu seni, saya bisa mengeluarkan segala yang saya punya di lapangan dan berjuang untuk sebuah kemenangan,” ujarnya.

Setiap fans bola di Solo tahu posisi utama Ferry adalah striker.

Namun dia pernah menempati empat posisi dalam satu musim ketika membela PS Palembang pada 2007.

Sebelum dua striker asing masuk, Ferry ditempatkan menjadi striker.

“Ketika itu dua striker asing belum menyelesaikan perizinan, jadi saya diplot jadi striker,” ujarnya.

Ketika dua striker tiba, Ferry ditempatkan menjadi posisi gelandang serang.

Ferry juga pernah ditempatkan sebagai bek kanan.

"Waktu stoper terkena kartu merah, saya pun disuruh menjadi stoper,” ujarnya.

Kemudian ketika kiper utama cedera, kiper kedua terkena kartu merah, dan kiper ketiga baru dari sembuh, Ferry sempat ditunjuk menjadi kiper cadangan ketiga. 

“Saat latihan saya latihan jadi kiper. Namun saat pertandingan berlangsung kiper ketiga kuat bermain, dan saya tidak jadi kiper, tetap main di gelandang. Kalau kiper cedera saya sudah pernah menduduki lima posisi dalam satu musim,” ujarnya sembari tersenyum.

Meski demikian dalam satu musim tersebut dirinya tidak pernah duduk di bangku cadangan.

Ferry mengaku suka dengan hal baru.

Dia tetap menjalankan tugas meski harus bermain di berbagai posisi.

"Kebutuhan klub kan kondisinya berbeda-beda. Kalau memang kondisi para pemain sedang krisis, saya siap di tempatkan di berbagai posisi. Saya memang suka mencoba hal baru,” ujarnya.

Oya, Ferry sangat mengagumi sosok Alessandro Del Piero.

Namun, nomor punggung 17 yang dia pakai di Persis  terinspirasi gaya menyerang mantan penyerang Juventus, David Trezeguet, yang juga memakai nomor 17.

Di sisi lain, tampil dengan penampilan khas rambut panjang sebahu dan menggunakan karet rambut, dia menyamakan diri dengan sosok penyerang Radamel Falcao.

Ferry pun senang mendapat julukan Ferry “Falcao”.

Setelah wawancara itu, kami selalu bertemu di lapangan saat Persis berlatih atau bertanding sebagai tuan rumah.

Dia tetap sosok yang ramah, tidak berubah sedikitpun.

Beberapa kali juga kami bertegur sapa seusai latihan mengenai perkembangan tokonya.

Ketika tokonya dibobol maling pada Oktober 2014, saya menyampaikan rasa prihatin. 

Ferry berharap kasus itu segera ada titik terang. Saya pun menyemangatinya.

Pada November 2014, saya ditarik kembali ke Semarang oleh kantor untuk tugas yang baru.

Saya sempat berpamitan kepadanya melalui ponsel yang dijawab dengan doa.

Karena kesibukan masing-masing, kami tak sempat lagi bertukar kabar.

Termasuk setelah Il Capitano ini memutuskan gantung sepatu.

Sekarang saya hanya bisa berdoa agar Ferry Anto selamat, begitu pula putri yang disayanginya.

Dia adalah pria yang sangat mengutamakan keluarga sebagaimana yang saya saksikan sehari-hari sewaktu masih berada di Persis. 

Semoga Tuhan mengabulkannya. Amin. (Galih Permadi, pernah meliput Persis Solo selama dua tahun)  

Tagar Juwangi Jadi Trending Twitter Seusai Pengakuan Saksi Prabowo Beti Kristiana

VIRAL Skandal Video Mesum Guru dan Siswinya, Murid Jadi Pemuas Nafsu Selama Tiga Tahun

Warga Gunungkidul Tewas Terlindas Truk di Wonogiri

Mantan Preman Melamar Jadi Anggota TNI, Datang dengan Kaos Singlet dan Rambut Gondrong, Hasilnya?

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved