Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lokalisasi Sunan Kuning Ditutup, PSK Ancam Mangkal di Jalanan, Ini Tanggapan Pemkot Semarang

Sejumlah wanita pekerja seks (WPS) atau PSK menuturkan akan menjajakan diri di jalanan jika Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning (SK)

TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Pemkot berikan sosialisasi kepada para wanita pekerja seks (WPS) Sunan Kuning, Selasa (18/6/2019). 

TRIBUNJATENG.COM -- Sejumlah wanita pekerja seks (WPS) atau PSK menuturkan akan menjajakan diri di jalanan jika Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning (SK) ditutup. Menurut mereka, tempat penampungan atau lokalisasi dianggap tepat.

Pekerja bisa diajak koordinasi dengan mudah. Dalam pengawasan dan kontrol kesehatan pun gampang. Kalau tidak, WPS akan menjadi liar, tidak ada pengawasan. Bisa berbisnis esek-esek di pinggir jalan, atau secara online (daring).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto, siap melakukan operasi atau razia rutin.

"Kami akan gencarkan operasi rutin. Sepekan bisa dua kali," tegas Fajar.

Menurutnya, penyakit masyarakat tersebut harus diberantas. Apalagi, praktik pelacuran di jalanan merupakan ilegal. Sehingga, ia tidak akan gentar.

Tahapan persiapan dan sosialisasi sudah dilakukan Pemkot Semarang. Hanya tinggal melakukan eksekusi pada Agustus 2019 mendatang. Dalam waktu dekat ini, akhir Juni, pihaknya akan merobohkan gapura Sunan Kuning.

Tentu saja, pemerintah tidak lepas tangan soal nasib para penghuni atau para WPS. Mereka akan diberikan sangu untuk jaminan hidup yang besarannya kurang lebih Rp 5,5 juta. "Teknis santunan tersebut ada di Dinas Sosial," tuturnya.

Lokasi SK, lanjutnya, akan diubah menjadi tempat wisata atau kampung tematik, yakni pusat kuliner. Terkait bangunan yang ada, tidak akan dibongkar atau diratakan seperti halnya lokalisasi Kalijodo di Jakarta. Hal itu lantaran bangunan yang ada memiliki sertifikat hak milik (HM).

Dewi Ingin Karaoke SK Tetap Buka

Pemkot Semarang akan benar-benar menutup Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning (SK) Semarang besok 15 Agustus 2019. Berbagai persiapan dan pelatihan keterampilan telah dilakukan. Namun demikian sebagian PSK mengaku belum siap adanya penutupan.

"Pelacuran tak akan berakhir selama laki-laki hidung belang ada," begitulah ungkapan beberapa PSK di Lokalisasi Sunan Kuning. Ungkapan tersebut dilontarkan beberapa wanita penghibur saat ditemui Tribun Jateng. Intinya, memberantas pelacuran dengan menutup lokalisasi merupakan hal yang muskil.

Secara formal, penutupan lokasi bisnis esek-esek itu bisa dilakukan, namun secara esensial merupakan hal yang pelik lantaran pelacuran bisa dilakukan di mana saja, tidak hanya di lokalisasi. Karenannya, praktik prostitusi tak akan punah ketika satu salurannya disumbat.

"Kalau ini ditutup, kami akan turun ke jalan, 'main' di hotel. Di sana malah tidak terkontrol lagi," kata seorang WPS yang dikenal dengan sapaan Mba Ayu (42).

Meskipun demikian, wanita asal Temanggung itu mengatakan tidak semua orang bisa menyewa kamar hotel. Begitu juga dirinya, tidak bisa bolak-balik dari Temanggung ke Semarang hanya untuk melayani pria hidung belang.

Menurutnya, wanita yang menjajakan dirinya di jalan-jalan atau secara online (daring) justru tidak terkontrol atau liar. Berbeda dengan di lokalisasi dimana terdapat struktural pembina atau pengelola yang jelas.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved