Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lima Waktu Sedekah Terbaik, Satu di Antaranya pada Hari Jumat

Berikut ini lima waktu sedekah yang paling baik menurut berbagai hadits, satu di antaranya adalah hari Jumat.

THE PENINSULA QATAR
Ilustrasi sedekah pada hari Jumat dan bulan Ramadhan 

TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini lima waktu sedekah yang paling baik menurut berbagai hadits, satu di antaranya adalah hari Jumat.

Sedekah adalah pemberian secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.

Sudah menjadi kewajiban seorang muslim menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagai kepada sudaranya yang serba kekurangan.

Sedekah harus dilandasi oleh rasa ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan.

Allah SWT menjelaskan keistimewaan orang bersedekah dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 261.

"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Selain itu, Rasulullah SAW menjelaskan sedekah bisa menghapus dosa seorang muslim.

“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.“(HR. At-Tirmidzi)

Namun apakah Anda tahu waktu terbaik bersedah?

Berikut lima waktu sedekah terbaik:

Pertama, saat masa krisis, bencana, dan kebutuhan hidup melilit.

Dijelaskan dalam Alquran Surah Al Balad ayat 11 sampai 14.

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ. فَكُّ رَقَبَةٍ. أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ

Artinya: "Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan."

Kedua, saat terjadi peristiwa menakutkan.

Seperti saat terjadi gerhana matahari atau peperangan.

Dari ‘Aisyah ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.

Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.

Jika melihat gerhana tersebut, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044 dan Muslim no. 901)

Ketiga, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

Artinya: "Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijah).”

Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”

Nabi menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“ (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968)

Keempat, bulan Ramadhan.

Dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata.

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِى رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْقُرْآنَ ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan.

Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril menemui beliau.

Jibril datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Alquran) hingga Alquran selesai dibacakan untuk Nabi.

Apabila Jibril datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.” (HR. Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308).

Kelima, hari Jumat

Jumat menjadi hari mulia yang ditetapkan Allah bagi umat Islam.

Oleh sebab itu Allah SWT menjanjikan pahala berlimpah bagi hamba yang beriman dan banyak beribadah.

Dari Abu Hurairah ra, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya: “Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jum’at.

Hari tersebut adalah hari diciptakannya Adam, hari ketika Adam dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika Adam dikeluarkan dari surga.

Hari kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim no. 2912)

Lima waktu di atas merupakan hari terbaik dalam bersedekah.

Alangkah lebih baik, seorang muslim membiasakan sedekah tanpa harus terpaku lima hari tersebut.

Karena dalam setiap sedekah Allah SWT telah berjanji untuk melipatgandakan pahalanya.

Demikian lima waktu terbaik dalam sedekah.

Semoga bermanfaat bagi Anda. (tribunjateng/fajar bahruddin achmad)

Ditagih Hutang Pura-pura Lupa atau Malah Ngegas, Begini Pandangan dalam Islam

Anjing yang Dijamin Masuk Surga, Kisah Qithmir Penjaga Para Ashabul Kahfi

Cerita Abu Nawas Berpura-pura Gila Agar Tidak Diangkat Jadi Hakim oleh Sultan Harun Al Rasyid

Hukum Muslim yang Meninggalkan Sholat Jumat Tiga Kali Berturut-turut Beserta Haditsnya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved