Kinerja Pertambangan Dongkrak Ekspor Jateng
Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat nilai ekspor dari provinsi ini pada Mei 2019 naik 11,81 persen menjadi 776,66 juta dollar AS, dari bulan s
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat nilai ekspor dari provinsi ini pada Mei 2019 naik 11,81 persen menjadi 776,66 juta dollar AS, dari bulan sebelumnya sebesar 694,64 juta dollar AS.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, nilai ekspor Jateng pada Mei 2019 juga mencatatkan kenaikan sebesar 1,4 persen.
Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, peningkatan ekspor pada Mei dibandingkan dengan bulan sebelumnya itu disebabkan meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 13,14 persen, dari 685 juta dollar AS menjadi 775,03 juta dollar AS.
"Kenaikan tersebut disebabkan meningkatnya ekspor pertambangan dan lainnya sebesar 590,86 persen, industri pengolahan sebesar 5,17 persen, dan pertanian sebesar 2,28 persen," katanya, beberapa waktu lalu.
Sementara ekspor migas Jateng tercatat mengalami penurunan sebesar 83,07 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 9,64 juta dollar AS menjadi 1,63 juta dollar AS.
"Penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 8,01 juta dollar AS, di mana pada April sebesar 9,64 juta dollar AS, menjadi 1,63 juta dollar AS pada Mei," jelas Sentot.
Menurut dia, ekspor nonmigas terbesar di Jateng pada Mei 2019 adalah ke Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, dengan nilai masing-masing tercatat 261,95 juta dollar AS, 89,48 juta dollar AS, dan 58,58 juta dollar AS.
Ekspor ketiga negara tersebut tercatat dengan kontribusi mencapai 52,78 persen dari total pengiriman nonmigas Jateng.
Sementara, Sentot menuturkan, nilai impor Jateng pada Mei 2019 mencapai 1,09 miliar dollar AS, turun 4,44 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal itu disebabkan turunnya nilai impor nonmigas sebesar 13,43 persen, sedangkan impor migas mengalami peningkatan sebesar 21,99 persen.
"Peningkatan impor migas dipicu naiknya nilai impor minyak mentah sebesar 39,67 persen, sedangkan nilai impor hasil minyak mengalami penurunan sebesar 66,99 persen," paparnya. (dta)