Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Air Sumur Mengering, Warga Raguklampitan Kabupaten Jepara Pakai Air Irigasi Untuk Mandi dan Mencuci

Sejumlah warga di Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara menggunakan air irigasi untuk keperluan mandi dan mencuci.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
Warga Desa Raguklampitan Kecamatan Batealit, Jepara memanfaatkan air irigasi untuk keperluan mandi dan mencuci, Rabu (10/7/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Sejumlah warga di Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara menggunakan air irigasi untuk keperluan mandi dan mencuci.

Sebab, saat ini air sumur milik warga sudah mengering.

Warga mulai merasakan krisis air bersih sejak akhir Mei 2019.

Mulai saat itu, warga menggunakan air irigasi untuk keperluan mandi dan mencuci.

Sedangkan bantuan air bersih baru mereka rasakan sejak sepekan terakhir.

Satu di antara warga yang menggunakan air irigasi yaitu Nur Azizah.

Dia menggunakan air irigasi yang keruh itu lantaran sumur tak lagi mengeluarkan air.

Sedangkan untuk kepentingan masak dan minum, dia lebih memilik untuk membeli seharga Rp 10 ribu per jeriken.

“sudah dua bulan ini air sumur tidak keluar,” kata Nur Azizah.

Sementara Jamil, warga lainnya, juga melakukan hal serupa.

Menurutnya, sejak subuh warga desa sudah ramai mendatangi saluran irigasi.

Begitu juga saat sore hari, warga memanfaatkan irigasi untuk mandi dan mencuci.

“Pokoknya kalau subuh dan sore hari ramai.

Ya ini airnya yang buat mandi dan mencuci,” katanya.

Saat ini mereka sedikit terbantu dengan adanya air bersih dari BPBD Jepara.

Meski tidak setiap hari, setidaknya dalam sepekan BPBD dua kali mengirimkan air bersih yang ditaruh di tandon yang telah disediakan.

Sementara Kepala Desa Raguklampitan, Maskan mengatakan, hanya ratusan warga yang merasakan dampak krisis air bersih.

Sementara jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisinya lebih parah.

“Kini warga RT10 dan RT16 bisa merasakan air bersih saat musim kemarau saat ini.

Sebab, pemerintah desa telah membuat sumur bor, tandon, dan jaringan saluran air untuk warga.

Di dua RT tersebut sudah dibuatkan sumur sejak 2018, jaringan, dan menara.

Airnya sudah mengalir ke rumah-rumah,” kata Maskan.

Dia berujar, pembuatan sumur itu dibiayai menggunakan dana desa.

Selain dua RT tersebut, warga di RT20, 21, dan 22 juga bisa merasakan air bersih saat musim kemarau.

Sebab, untuk tiga wilyah ini sudah ada satu sumur beserta tower, dan jaringan pipa air untuk warga yang dibuat dengan.

“RT20, 21, 22 ada sekitar 400 kepala keluarga.

Dulu juga kekeringan, tapi sekarang sudah tidak lagi sebab sudah ada sumur, tapi baru satu.

Tahun ini akan ditambah lagi,” katanya. (goz)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved