Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dari Mana Jaringan Teroris di Indonesia Dapat Sumber Dana? Penelitian Ini Menjawabnya

Apakah menggunakan bisnis legal sebagai kedok untuk mendanai terorisme ini tren baru?

Tero Vesalainen via Nationalgeographic.grid.id
Ilustrasi pelaku pengeboman saat membawa tas berisi bom. 

2. Obat herbal

Dalam dua kasus, penyelidik menemukan teroris yang berkaitan dengan usaha obat herbal. 

Dalam sebuah penangkapan pada tahun 2013 pada teroris yang melakukan kegiatan jihad di Poso, Sulawesi Tengah, polisi menemukan tersangka di Kebumen, Jawa Tengah, yang mengaku sebagai pengusaha obat herbal pada warga setempat.

Pada kasus lain pada tahun 2018 yang melibatkan Dita Oepriyanto, pelaku bom bunuh diri Surabaya, polisi menemukan ia menjalankan bisnis minyak herbal kemiri.

Dia membeli bahan kimia untuk membuat bom dari pemasok online.

3. Usaha elektronik

Pada 2017, seorang tersangka teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ditangkap di Bekasi, Jawa Barat.

Dia memiliki toko ponsel.

Di tokonya, polisi menemukan bom pipa, peralatan elektronik, dan buku panduan untuk membuat bom.

Pilihan bisnis teroris
Faktor-faktor yang mempengaruhi teroris dalam memilih metode pendanaan mereka termasuk di antaranya keterampilan apa yang mereka miliki dan situasi yang mereka hadapi–misalnya adanya pemantauan ketat oleh pemerintah terhadap pemindahan dana lintas negara.

Undang-undang pendanaan anti-teroris telah meningkatkan kemampuan penegak hukum dalam mengurangi jaringan teroris Indonesia yang terhubung dengan jaringan lain di Asia Tenggara.

Banyaknya penangkapan teroris dalam lima tahun terakhir adalah buktinya.

Ketika penegakan hukum menjadi lebih kuat, teroris harus mengubah taktik, termasuk penggunaan bisnis legal untuk menutupi gerakan dan menghindari pengawasan.

Baru-baru ini, metode lain telah ditemukan: penggunaan layanan keuangan mikro Baitul Maal.

Baitul Maal adalah layanan keuangan mikro Islami berbasis masyarakat informal yang menggunakan pendekatan ekonomi dan sosial-keagamaan dengan menawarkan layanan keuangan kepada orang-orang miskin, termasuk mengumpulkan sumbangan dan memberikan pinjaman rendah untuk usaha kecil.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved