Malam Ini Ada Gerhana Bulan Terakhir 2019, Bisa Dilihat Kasatmata Lagi 2 Tahun Mendatang
Gerhana bulan terakhir tahun ini akan terjadi pada Rabu dini hari di Indonesia dengan durasi sekitar 2 jam 58 menit.
TRIBUNJATENG.COM - Malam ini akan ada fenomena gerhana bulan sebagian pada Rabu (17/7/2019), dengan durasi sekitar 2 jam 58 menit.
Walau gerhana bulan sebagian adalah fenomena yang kerap disaksikan, gerhana kali ini istimewa sebab setelah malam ini, kita harus tunggu lama untuk menyaksikannya lagi.
"Ini adalah gerhana Bulan terakhir di 2019, sekaligus gerhana bulan kasatmata terakhir hingga setidaknya dua tahun ke depan," ujar Marufin sebagaimana dilansir Tribunjateng.com dari Kompas.com, Senin (15/7/2019).
• Puluhan Paranormal Dikerahkan Untuk Membantu Mencari Bocah 5 Tahun yang Hilang di Batang
• Video Viral Ribuan Ikan Lemuru Naik Terdampar di Pantai Canggu Sebelum Gempa Bali, Netizen Heboh
• Viral Video Detik-detik Gempa di Bali 6,0 SR, Awalnya Tenang Tiba-tiba Bergetar
• Tabrak Lari Overpass Manahan, Satpol PP: RS Minta Operasional Rp 400 Ribu Sebelum Datangkan Ambulans
Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gerhana bulan kali ini akan dimulai pada Rabu pukul 3.01 WIB dini hari.
Sementara puncak gerhananya akan terjadi pada pukul 4.30 WIB dan usai setelah fajar menyingsing, pada pukul 6.00 WIB.
Total waktu gerhana adalah 2 jam 58 menit. Karena hanya gerhana bulan sebagian, maka bulan tak akan seluruhnya berwarna merah darah. Hanya kurang lebih separuh bagian bulan saja yang akan berubah warna.
Berdasarkan data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), sepanjang 2020 sebenarnya akan ada 4 gerhana bulan.
Sayangnya, keempatnya adalah gerhana bulan penumbra alias tak kasat mata. Jadi, kita tidak akan bisa mengetahui perbedaannya dengan bulan biasa.
"Nyaris tak bisa dibedakan dengan purnama sempurna biasa kecuali oleh pengamat berpengalaman atau dengan menggunakan bantuan kamera DSLR atau teleskop," imbuh Marufin.
Gerhana bulan kasat mata setelah Rabu dini hari adalah pada 26 Mei 2021, berupa gerhana matahari total. Saat itu, wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan bisa menyaksikannya. Meski demikian, puncak gerhana terbaik bisa disaksikan di wilayah Sumatera.
Gerhana bulan terjadi saat Bumi, Bulan, dan Matahari terletak di satu garis lurus. Jika ketiganya benar-benar berada dalam satu garis lurus, maka akan terjadi gerhana bulan total. Tetapi jika tidak, akan terjadi gerhana bulan sebagian.
Fenomena gerhana bulan bisa diamati dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.
"Untuk Asia Tenggara, gerhana bisa dilihat dari sebagian besar Indonesia tapi dalam kondisi tak sempurna. Ini karena gerhana berlangsung saat Matahari dalam proses terbit," ujar Marufin Sudibyo kepada Kompas.com, Senin (15/7/2019).
Merujuk laman resmi BMKG, gerhana bulan sebagian akan dimulai pada pukul 03.01 WIB, puncaknya pukul 4.30 WIB, dan berakhir pada 6.00 WIB.

Marufin menjelaskan, di dalam pengetahuan tentang gerhana ada yang disebut durasi gerhana dan durasi nampak gerhana.
Durasi gerhana adalah selang waktu dari saat gerhana dimulai (kontak awal penumbra/P1) hingga usai (kontak akhir penumbra/P4).
Sementara durasi nampak gerhana adalah selang waktu dari saat gerhana yang kasatmata dimulai (U1) hingga saat gerhana kasatmata usai (U4).
"Awal saat kasatmata idealnya kontak awal umbra. Namun dalam kasus Matahari sedang siap terbit atau terbenam, maka acuannya waktu terbenam Bulan atau terbit Bulan," jelas Marufin.
"Demikian halnya akhir kasatmata. Idealnya kontak akhir umbra tapi dalam praktiknya bisa waktu terbit atau terbenam Bulan pula," imbuh dia.
Dalam gerhana bulan sebagian Rabu ini, durasi gerhana adalah 5 jam 35 menit. Sementara durasi gerhana kasatmata ideal adalah 2 jam 58 menit.
Namun karena di Indonesia gerhana bulan sebagian terjadi saat matahari akan terbit, maka durasi gerhana bisa berbeda antara satu wilayah dengan lainnya.
Sebagai contoh, Jakarta bisa mengalami durasi gerhana kasatmata yang ideal, yakni 2 jam 58 menit karena terbitnya Matahari baru akan terjadi pada pukul 06:05 WIB.
Namun kawasan di sebelah timur Indonesia, tidak seberuntung itu.
Kota Makassar misalnya, hanya mengalami gerhana dengan durasi gerhana kasatmata 2 jam 8 menit.

Dalam peta gerhana bulan sebagian yang dibuat BMKG, tampak bahwa akan ada perbedaan durasi gerhana antara satu daerah dengan lainnya yang ditandai dengan garis miring U4.
Garis miring bertanda U4 yang melewati Jawa adalah petunjuk proses Gerhana Sebagian berakhir bersamaan dengan waktu terbenam Bulan.
Wilayah di sebelah timur garis U4, durasi untuk mengamati Gerhana Bulan Sebagian akan berakhir lebih cepat seiring dengan terbenamnya Bulan.
Sementara wilayah yang ada di sebelah barat garis U4, akan mengamati fenomena Gerhana Bulan Sebagian dengan durasi ideal (2 jam 58 menit), dari awal hingga Bulan terbenam atau saat matahari terbit.
Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya penampakan bulan oleh bayangan Bumi sehingga cahaya Matahari tidak sampai ke Bulan.
Peristiwa ini bisa terjadi hanya jika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus.
Nah, garis lurus antara Matahari, Bumi, dan Bulan kali ini menghasilkan gerhana bulan sebagian karena bulan akan sedikit miring dari garis langsung bayangan Bumi.
Gerhana bulan ini terjadi dua minggu setelah gerhana matahari total terlihat di Amerika Selatan.
Fenomena ini mengikuti pola astronomi khas gerhana bulan yang terjadi dalam dua minggu setelah gerhana matahari.
Menariknya, gerhana bula 17 Juli ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun peluncuran roket Apollo 11, misi NASA yang mendaratkan manusia di bulan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Durasi Gerhana Bulan Sebagian pada Rabu Dini Hari, Ini Daftarnya..."
• Sambil Menepuk Dada, Ali Ngabalin: Habib Rizieq, Ane Akan Mengurus Kepulangan Ente
• Mahfud MD Komentari Pernyataan Amien Rais Soal Jokowi: Hormat, Pak Amien
• Video Ganjar Lap Sepeda Motor Bikin Netizen Baper
• Dari Mana Jaringan Teroris di Indonesia Dapat Sumber Dana? Penelitian Ini Menjawabnya