Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

ASEAN School Games XI 2019 Resmi Ditutup, Indonesia Juara Umum Raih 102 Medali

Perhelatan ASEAN School Games (ASG) XI 2019, resmi ditutup pada Rabu (24/7) di komplek Candi Borobudur, Magelang.

Penulis: hesty imaniar | Editor: galih permadi
ISTIMEWA
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, secara langsung menutup Asean Schools Games 2019 yang digelar di kawasan Candi Borobudur, Rabu (24/7/2019) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perhelatan ASEAN School Games (ASG) XI 2019 di Kota Semarang resmi ditutup pada Rabu (24/7/2019) di komplek Candi Borobudur, Magelang.

Indonesia yang memastikan diri menjadi juara umum ASG 2019 itu, mampu menyabet 43 medali emas, 34 medali perak, dan 25 medali perunggu dengan total raihan 102 medali, disusul Thailand dan Malaysia di posisi kedua dan ketiga.

Semarak perhelatan ASG 2019 pun memasuki puncaknya.

Satu hari sebelum para atlet muda peserta ASG 2019 dari se Asia Tenggara itu kembali ke negara masing-masing, mereka diajak berjalan-jalan mengunjungi beberapa objek wisata di Kota Semarang di antaranya Sam Poo Kong dan Lawang Sewu.

Dan itulah, ciri khas penyelenggaraan ASG utamanya yang ke 11 tahun ini.

Para peserta tak hanya berkompetisi di lapangan, tapi mereka juga diajak untuk mengenal budaya dari kota penyelenggara.

Dengan begitu, mereka akan membawa cerita baik tentang Semarang dan Indonesia saat mereka kembali ke tanah air masing-masing.

Upacara penutupan ASG 2019 sendiri, dilakukan di Taman Lumbini Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, secara langsung menutup perhelatan akbar ini.

Ganjar menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas partisipasi mereka di event tersebut serta kepada panitia, dan relawan yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.

Ia berharap agar kebersamaan dan persahabatan yang telah terjalin tidak turut usai seiring dengan berakhirnya event ASG itu.

"Selamat kepada seluruh pemenang. Segala peluh keringat, waktu, serta dedikasi yang telah diberikan kini terbayar sudah. Bagi yang kalah, ingat bahwa yang terkuat bukanlah yang selalu menang. Tapi yang terkuat adalah yang tak pernah menyerah saat mereka kalah, sehingga, teruslah bersemangat," kata Ganjar.

Ia juga berharap, bahwa, dengan berakhirnya ASEAN Schools Games XI 2019, namun, kebersamaan dan persahabatan akan terus tetap terjalin.

"Semoga semua kenangan menyenangan tentang ASG 2019 di Semarang, Jawa Tengah, akan membawa kalian kembali ke sini dan kita akan bertemu lagi, di Jawa Tengah," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni’am, mewakili Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi pada penutupan siang itu, menyampaikan kerja sama antar negara ASEAN dapat ditingkatkan melalui olahraga, mengingat olahraga menjadi alat strategis dalam meningkatkan hubungan antar manusia, terutama di generasi muda.

"ASEAN Schools Games sendiri, adalah multi event olahraga tahunan untuk atlet pelajar sekolah menengah di negara-negara anggota ASEAN dan diselenggarakan di bawah wewenang ASSC. Dan ajang ini selain kompetisi di bidang olahraga, yang tak kalah pentingnya adalah penanaman nilai-nilai solidaritas, persaudaraan, dan persahabatan bagi para atlet pelajar di ASEAN," sebutnya.

Saat sudah meninggalkan Semarang nanti, lanjutnya, para peserta ASG diharapkan bisa mengerti makna yang terkandung dalam slogan unity, spirit, dan respect.

"Dan bisa diimplementasikan sehingga dapat membentuk karakter para atlet kedepannya, sehingga mereka bisa menjadi kebanggaan Asia Tenggara," bebernya..

Untuk selanjutnya, tuan rumah untuk ASG 2020 adalah Philipina, dimana Kota Dumaguete menjadi kota penyelenggaranya.

Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk ASG 2019, Yayan Rubaeni, menyatakan sangat puas atas penampilan anak-anak.

"Penampilan anak-anak luar biasa, salut, saya bangga dan saya yakin Indonesia bangga, karena di usia yang tergolong muda mereka sudah menunjukan dedikasi dan perjuangan maksimal untuk dapat mengibarkan merah putih," kata Yayan.

Lanjutnya, ASG ini merupakan ajang penting bagi para atlet muda tanah air.

Di ASG, para atlet belajar bagaimana melihat dan menganalisis kemampuan lawan, serta melatih mental mereka.

"Event ini mampu menghadirkan atlet-atlet pelajar terbaik di kawasan Asia Tenggara. Ini merupakan kesempatan yang tepat untuk mengasah kemampuan sebagai atlet," bebernya.

Ia juga menyampaikan beberapa capaian medali, di beberapa cabang olahraga, yang mampu melebihi target.

Untuk 43 medali emas, didapat dari 13 medali emas dari cabor renang, melebihi target 12 medali emas.

"Adapun atletik mempersembahkan 11 medali emas dari 8 medali emas yang kami targetkan. Bulutangkis mampu sapu bersih 7 medali emas.

Ini untuk kali pertama setelah sebelumnya sering berbagi dengan Malaysia dan Thailand. Pencak silat dari 10 medali emas yang diperebutkan, Indonesia mampu meraih 7 medali emas.

Dari tenis Indonesia memperoleh 4 medali emas dari 2 medali emas yang ditargetkan. Satu lagi dari sepak takraw dari 11 kali gelaran pertama mendapat medali emas," ujarnya.

Dengan begitu, pemerintah akan terus mendukung pembinaan atlet muda. Indonesia butuh bibit-bibit unggul olahragawan nasional yang nanti akan meneruskan jejak seniornya utuk berprestasi di kancah internasional.

"Anak-anak ini adalah atlet muda aset bangsa. Saya yakin jika terus dibina, 3 sampai 4 tahun ke depan mereka akan menjadi tulang punggung prestasi Indonesia," tandasnya. (hei)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved