NGO Asal Belanda Kunjungi Tribun Jateng Bicarakan Isu Kesetaraan Gender dan Seksualitas Remaja
Empat orang perwakilan dari Rutgers WPF Indonesia berkunjung ke kantor Tribun Jateng di Jalan Menteri Supeno no 30, Mugassari, Semarang, Rabu (31/7).
Penulis: faisal affan | Editor: galih permadi
lihat foto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Empat orang perwakilan dari Rutgers WPF Indonesia berkunjung ke kantor Tribun Jateng di Jalan Menteri Supeno no 30, Mugassari, Semarang, Rabu (31/7).
Dalam kunjungannya, Trisa Triandesa mengatakan ingin mengenalkan kegiatan workshop mereka di Yogyakarta.
"Kegiatan workshop ini akan menjadi wadah diskusi antara jurnalis dengan kami untuk menyelaraskan pemberitaan tentang isu kesetaraan gender. Penyelenggaraannya akan berlangsung selama tiga hari di akhir Agustus 2019," jelasnya,
Selama berada di kantor Tribun Jateng, Trisa juga bercerita mengenai NGO (Non Goverment Organization) yang berasal dari Belanda ini.
Rudgers WPF Indonesia yang berdiri sejak tahun 1997 semula bernama World Population Foundation (WPF).
"Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan arahnya untuk mengatasi tantangan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja (HKSR) di Indonesia," imbuhnya.
Aktivitas yang dilakukan Rudgers WPF Indonesia hingga saat ini dibagi menjadi empat. Di antaranya memberikan dan mengembangkan modul pendidikan seksualitas yang komprehensif.
"Kedua, menangani masalah kekerasan berbasis gender. Ketiga menyediakan akses ke layanan kesehatan seksual dan reproduksi (kespro). Kemudian terakhir mempromosikan keragaman dan toleransi," beber dia.
Rudgers WPF Indonesia nyatanya juga sudah memiliki organisasi mitra di Kota Semarang yang bernama PKBI Jawa Tengah.
"Di Kota Semarang salah satu program kami yakni memberikan edukasi kepada siswa SMP supaya memahami dirinya secara baik dan menyetarakan peran laki-laki dan perempuan di lingkungan sekolah serta keluarga," tambahnya.
Sementara itu, News Manager Tribun Jateng, Iswidodo, mengatakan sangat berterimakasih atas kunjungan yang dilakukan oleh Rudgers WPF Indonesia.
Menurutnya, materi yang disampaikan merupakan isu yang harus terus ditumbuhkan dalam masyarakat.
"Ini juga baik bagi kami karena bisa menyatukan pemahaman pemberitaan mengenai kesetaraan gender. Terutama pemberitaan kekerasan seksual yang lebih memanusiakan," tutupnya.(afn)
