Nyantri Milenial
Apakah Muslim yang Tidak Mampu Bisa Mendapat Pahala Ibadah Haji? Simak Penjelasan Berikut
Berikut penjelasan mengenai umat Islam yang belum mampu menunaikan ibadah haji tetapi menginginkan mendapat ganjaran sederajat layaknya seorang haji.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: abduh imanulhaq
Akan tetapi, Allah SWT tidak akan membebani hambanya di luar batas kemampuan.
“Karena itulah, maka yang diwajibkan menunaikan haji orang- orang yang mampu. Mampu secara biaya, mampu tenaga, dan mampu segala-galanya,” ungkap KH Mukhlas Hasyim kepada Tribunjateng.com.
Ulama yang akrab dipanggil Abah Mukhlas ini menambahkan, karena itulah dalam Al Quran surat Al Imran ayat 97 berbunyi:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً..
Artinya: “Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.” (QS.Ali Imran: 97)
Adapun muslim yang belum mampu haji, KH Mukhlas mengungkapkan mereka mempunyai kesempatan mendapat pahala yang sederajat.
Menurutnya, pintu pahala Allah SWT terbuka lebar untuk seluruh hambanya.
Allah SWT tidak pilih kasih, siapa saja, dari kelompok mana pun mempunyai kesempatan yang sama.
“Kita harus tahu inti dari ibadah haji itu apa. Ibadah itu kan ada kulit dan ada isinya. Misalkan dalam sholat, dari takbir hingga salam itu kulit. Intinya sholat adalah dzikrullah, mengingat Allah,” jelasnya.
Abah Mukhlas menjelaskan, haji itu meninggalkan segala perkara yang menyenangkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Karena tidak mungkin orang mendekatkan diri kepada Allah SWT tapi masih dipenuhi dengan hal-hal yang disenangi.
“Haji itu kan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim malang melintang di berbagai negara untuk menghadap Allah SWT. Sampai-sampai Allah SWT memerintahkan supaya putranya Nabi Ismail AS dikorbankan. Itu ujian dari Gusti Allah,” ungkapnya.
Menurut KH Mukhlas, orang yang menunaikan haji meninggalkan kesenangan duniawinya.
Meninggalkan keluarga, rumah, kedudukan, status sosial, dan sebagainya.
Itu pula sebabnya di Mekkah semua umat Islam sama.