Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Nyantri Milenial

Apakah Muslim yang Tidak Mampu Bisa Mendapat Pahala Ibadah Haji? Simak Penjelasan Berikut

Berikut penjelasan mengenai umat Islam yang belum mampu menunaikan ibadah haji tetapi menginginkan mendapat ganjaran sederajat layaknya seorang haji.

VOX
Ibadah haji di Baitullah Mekkah 

TRIBUNJATENG.COM- Berikut penjelasan mengenai umat Islam yang belum mampu menunaikan ibadah haji tetapi menginginkan mendapat ganjaran sederajat layaknya seorang haji.

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima setelah membaca syahadat, sholat, zakat, dan puasa.

Tentu yang disebut rukun maka hukumnya wajib ditunaikan.

Namun ada pengecualian bagi ibadah haji.

Hanya muslim yang mampu sajalah yang diwajibkan menunaikan ibadah haji.

Padahal muslim pasti menginginkan datang memenuhi panggilan Allah SWT.

Datang ke Baitullah Mekkah, kemudian melafalkan kalimat talbiyah selama menjalankan ibadah haji.

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ

Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarikalaka labbaik, innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syarikalak

Artinya: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh segala puji nikmat dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagimu.”

Lalu bagaimana dengan muslim yang belum mampu menunaikan ibadah haji?

Apakah mereka bisa mendapatkan pahala haji meski tidak datang ke Baitullah Mekkah?

KH Mukhlas Hasyim MA, pengasuh Ponpes Al Hikmah 2 Benda Brebes
KH Mukhlas Hasyim MA, pengasuh Ponpes Al Hikmah 2 Benda Brebes (TRIBUN JATENG/FAJAR B ACHMAD)

Berikut penjelasan KH Mukhlas Hasyim MA, Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda, Sirampog Brebes.

Semua orang Islam sudah tahu, ibadah haji itu Rukun Islam.

Rukun itu pilar, maka tidak bisa ditinggalkan selayaknya ibadah sholat.

Akan tetapi, Allah SWT tidak akan membebani hambanya di luar batas kemampuan.

“Karena itulah, maka yang diwajibkan menunaikan haji orang- orang yang mampu. Mampu secara biaya, mampu tenaga, dan mampu segala-galanya,” ungkap KH Mukhlas Hasyim kepada Tribunjateng.com.

Ulama yang akrab dipanggil Abah Mukhlas ini menambahkan, karena itulah dalam Al Quran surat Al Imran ayat 97 berbunyi:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً..

Artinya: “Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.” (QS.Ali Imran: 97)

Adapun muslim yang belum mampu haji, KH Mukhlas mengungkapkan mereka mempunyai kesempatan mendapat pahala yang sederajat.

Menurutnya, pintu pahala Allah SWT terbuka lebar untuk seluruh hambanya.

Allah SWT tidak pilih kasih, siapa saja, dari kelompok mana pun mempunyai kesempatan yang sama.

“Kita harus tahu inti dari ibadah haji itu apa. Ibadah itu kan ada kulit dan ada isinya. Misalkan dalam sholat, dari takbir hingga salam itu kulit. Intinya sholat adalah dzikrullah, mengingat Allah,” jelasnya.

Abah Mukhlas menjelaskan, haji itu meninggalkan segala perkara yang menyenangkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Karena tidak mungkin orang mendekatkan diri kepada Allah SWT tapi masih dipenuhi dengan hal-hal yang disenangi.

“Haji itu kan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim malang melintang di berbagai negara untuk menghadap Allah SWT. Sampai-sampai Allah SWT memerintahkan supaya putranya Nabi Ismail AS dikorbankan. Itu ujian dari Gusti Allah,” ungkapnya.

Menurut KH Mukhlas, orang yang menunaikan haji meninggalkan kesenangan duniawinya.

Meninggalkan keluarga, rumah, kedudukan, status sosial, dan sebagainya.

Itu pula sebabnya di Mekkah semua umat Islam sama.

Menjadi hamba Allah dengan simbol pakaian yang sama.

“Kalau muslim yang tidak berangkat mampu seperti itu, maka bisa memperoleh derajat orang haji. Tidak terjerat harta benda, kedudukan, materi dan semua yang bersifat duniawi. Kemudian menghadap Gusti Allah dengan tulus dan bersih. Ya, itu sama seperti naik haji,” terangnya.

Namun apabila sudah mampu, baik secara ekonomi maupun fisik, tetap diwajibkan menunaikan ibadah haji.

Demikian penjelasan mengenai seorang muslim yang mendapat derajat sama meski tidak menunaikan ibadah haji.

Semoga bermanfaat bagi Anda. (tribun jateng/fajar bahruddin achmad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved