Kisah Slamet Riyadi Pencetus Terbentuknya Pasukan TNI Kopassus, Gugur Sebelum Terwujud
Sosok Slamet Riyadi cukup melegenda lantaran selalu berpartisipasi dalam pertempuran melawan penjajah Belanda dan pemberontak.
TRIBUNJATENG.COM - Sosok Slamet Riyadi cukup melegenda lantaran selalu berpartisipasi dalam pertempuran melawan penjajah Belanda dan pemberontak.
Slamet Riyadi juga merupakan pencetus ide pertama pembentukan Kopassus, yang kemudian baru direalisasikan oleh Alex Kawilarang.
Sayangnya, Slamet Riyadi tak bisa melihat Kopassus terbentuk lantaran ia telah gugur terlebih dahulu dalam sebuah pertempuran.
• TKI di Korea Ini Kaget Saat Tahu Wajah Asli Pacarnya di Taiwan, Ternyata Sudah Nenek-nenek
Dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'Slamet Riyadi, Pelopor Pembentukan Kopassus, Sosok Melegenda Penggempur Penjajah dan Pemberontak', Slamet Riyadi memang melegenda karena jejak tempurnya yang berhasil menaklukan lawan.
Slamet Riyadi kerap menjadi komandan tempur melawan pihak Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.
Ia menggempur penjajah pada Agresi Militer Belanda I di sejumlah wilayah.
Mulai dari, Ambarawa, Semarang, hingga kawasan di sekitar Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Namun, ia sempat keteteran saat ada serangan dari pihak Belanda di Yogyakarta pada 1948.
Sebenarnya, Slamet Riyadi dan pasukannya sudah mencegah pihak Belanda masuk ke ibukota.
Namun, nyatanya serangan itu tak cukup untuk menghalau lawan.
Akhirnya, Slamet Riyadi pun menggunakan strategi lain untuk mengusir lawan.
Dalam empat hari, ia bersama pasukannya bisa menaklukan pihak Belanda yang mencoba menduduki Yogyakarta.
Selain itu, Slamet Riyadi pun sempat diterjunkan menumpas Angkatan Perang Ratu Adil di Jawa Barat.
Kemudian, ia pun ikut tempur dalam berbagai operasi untuk menggempur para pemberontak, RMS.
Slamet Riyadi berkali-kali memenangkan operasi sehingga bisa mencegah lawan untuk menguasai wilayah.
Mulai dari Pulau Ambon, hingga di New Victoria.
Namun, perjuangannya berakhir di medan laga, ketika terkena peluru yang menembus seragamnya.
Ia meninggal pada usia muda, yakni 23 tahun.
• Detik-detik Penyanyi Dangdut Ratna Antika Jadi Korban Ambrolnya Jembatan Saat Selfie Bersama Warga
Ide Pembentukan Kopassus
Ide pembentukan Kopassus ini tak lepas dari pengalaman tempur Slamet Riyadi.
Awalnya Slamet Riyadi mengidentifikasi masalah saat bertempur melawan para pemberontak, Republik Maluku Selatan (RMS).
Pada pertempuran itu, Slamet Riyadi bertanggung jawab sebagai komandan operasi.
Hasilnya, para pemberontak itu berhasil digempur hingga tumbang, tapi banyak di antara anggota TNI yang juga menjadi korban.
Dikutip dari portal resmi Kopassus, ia menilai pasukan RMS yang jumlahnya lebih kecil ternyata kerap menggagalkan pasukannya.
Padahal, pasukan militer TNI memiliki kekuatan lebih besar.
Peristiwa itulah yang melatarbelakangi Slamet Riyadi mempelopori ide pembentukan Kopassus.
Ia menilai membutuhkan pasukan yang bisa gerak cepat dan tepat dalam menghadapi berbagai sararan.
Walupun itu berat, tapi pasukan itu harus bisa menghalau semuanya hingga tuntas.
Cita-cita itulah yang kemudian diwujudkan Alex Kawilarang, rekan Slamet Riyadi yang juga memimpin pertempuran melawan RMS.
• Pelatih Persebaya Berharap Amido Balde Bisa Pertahankan Gelar Top Skor di Piala Indonesia 2019
Alex Evert Kawilarang
Sosok lain yang tak kalah penting dalam sejarah Kopassus adalah Kolonel Inf Alex Evert Kawilarang.
Dia lah yang kemudian berhasil merealisasikan ide Slamet Riyadi untuk membentuk Kopassus
Dilansir dari laman kopassus.mil.id, berikut perjalan hidup Kolonel Inf Alex Evert Kawilarang pendiri Kopassus.
Alex Kawilarang lahir di Jakarta 23 Pebruari 1920.
Jabatan terakhir dalam pemerintahan resmi adalah Atase Militer di KBRI Washington (1957).
Setelah tahun itu nama Alex Kawilarang lebih sering dihubung-hubungkan dengan angkatan perang PRRI/Permesta (1959).
Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.
Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.
Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren =Korps Pendidikan Perwira Cadangan)
Pada tahun 1941, Alex Kawilarang masuk Koninklijk Militair Academia=Akademi Militer Kerajaan (KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbuan Jerman atas Belanda (1940).
Karena dinilai sangat cakap, Alex Kawilarang ditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang, bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.
Pada awal revolusi Alex Kawilarang bersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.
Pada awal 1946 Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.
Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Kawilarang mendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah, akan tetapi Alex Kawilarang menjawab bahwa ia bersama rekannya lebih suka mati dari pada menyerah.
Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Kawilarang telah membumihanguskannya terlebih dahulu.
Seiring dengan berlakunya Perjanjian Renville, Alex Kawilarang ikut pindah ke Yogyakarta.
Pada bulan Agustus 1948 Alex Kawilarang dikirim ke Sumatera untuk ikut mengadakan reorganisasi ketentaraan di sana.
Setelah penyerahan kedaulatan ia diangkat sebagai Panglima Teritorium Sumatera Utara dan berkedudukan sebagai Gubernur Militer (1950).
Alex Kawilarang kemudian ditugaskan untuk menumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan.
Dalam operasi tersebut ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.
Setelah pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, Alex Kawilarang kembali ditugaskan untuk mengatasi pemberontakan RMS di Maluku dan Kahar Muzakar.
Pada bulan Nopember 1951, Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Teritorium III Jawa Barat dengan pangkat Letnan Kolonel.
Pada saat inilah Alex Kawilarang mewujudkan dibentuknya Kesatuan Komando yang terlatih bertempur dalam satuan-satuan kecil yang serba bisa dan dapat diandalkan.
Alex Kawilarang pun meminta Idjon Djanbi untuk melatih kader perwira dan bintara untuk membentuk pasukan khusus, yang kini dikenal sebagai Kopassus
Sebagai Panglima Divisi Siliwangi ia terjun langsung dalam penumpasan gerombolan Darul Islam pimpinan Karto Suwiryo.
Alex Kawilarang diangkat sebagai Atase Militer di KBRI Washington hingga tahun 1957.
Ia selanjutnya mengajukan pengunduran diri karena tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah pusat dalam menangani kasus Permesta.
Sejak saat itu namanya sering dicantumkan sebagai Kepala Staf Angkatan Perang PRRI/Permesta.(*)
• BREAKING NEWS: Taufik Warga Semarang yang Hilang di Wisata Guci Tegal Ditemukan di Brebes
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Slamet Riyadi Pencetus Ide Terbentuknya Kopassus, Gugur Sebelum Pasukan Baret Merah Lahir,