Status Gunung Slamet Wapada, Ahli Geologi Unsoed: Kalaupun Erupsi Tak Begitu Bahaya, Relatif Aman
Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Fadlin (36) memberikan pandangan soal status Gunung Slamet
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Akhir-akhir ini publik ramai membicarakan mengenai dinaikkannya status Gunung Slamet menjadi Waspada.
Sehubungan dengan hal itu, Dosen Teknik Geologi Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Fadlin (36) memberikan pandangannya.
Fadlin selaku ahli Vulkanologi, Endapan Mineral, dan Geokimia mengatakan jika dinaikkannya status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) adalah hal wajar.
Hal itu sudah berdasarkan data yang terekam pada aktivitas Gunung Slamet itu sendiri per 8 Agustus 2019.
Kenaikan status tersebut juga sudah sesuai dengan SOP standar dari Direktorat Vulkanologi Indonesia tentang bencana letusan gunung berapi.
Fadlin yang juga merupakan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menambahkan jika respon dari aktifnya pergerakan lempeng di selatan Pulau Jawa itu sendiri dan hal tersebut adalah "lumrah" atau biasa.
"Jika tidak ada respon dari gunung api aktif di utara dari batas lempeng itu malah perlu dipertanyakan,"ujarnya kepada Tribunjateng.com, Senin (12/8/2019).

Pertanyaan yang kemudian muncul kemudian adalah seberapa mengkhawatirkan situasi dinaikkannya status Gunungapi Slamet ini yang semula normal menjadi waspada?
Sementara informasi di media sosial tentang kebencanaan umumnya bisa direspon berlebihan oleh masyarakat.
Hal itu dapat menciptakan kekhawatiran yang berlebihan pula pada masyarakat terutama masyarakat sekitar Gunungapi Slamet.
Menurutnya data-data geologi Gunungapi Slamet hasil studi Teknik Geologi Unsoed sendiri dan juga dari hasil penelitian para ahli geologi gunungapi (vulkanologi) Indonesia lainnya sudah banyak yang terpublikasi.
Kajian tersebut telah menunjukan bahwa komposisi geokimia magma Gunungapi Slamet yang terefleksi pada produknya berupa batuan gunungapi masih bersifat basaltic.
Artinya kalaupun terjadi erupsi pada Gunungapi Slamet tidak akan begitu berbahaya atau relatif aman.
"Karakter letusan yang akan dihasilkan maksimal di level "strombolian" (seperti percikan kembangapi) dengan jangkauan radius aman 1 (satu) kilometer," ungkapnya.