Orangtua Korban Pembunuhan Mayat dalam Karung Curhat Ke Bupati Tegal

Bupati Tegal, Umi Azizah mengapresiasi upaya Polres Tegal dalam mengungkap kasus pembunuhan tragis yang menimpa remaja berusia 16 tahun di Desa Cerih

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Saat Bupati Tegal Umi Azizah berada di rumah orangtua korban Imam Maliki, Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kamis (15/8/2019) kemarin. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Bupati Tegal, Umi Azizah mengapresiasi upaya Polres Tegal dalam mengungkap kasus pembunuhan tragis yang menimpa remaja berusia 16 tahun di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.

Pasalnya, bagi Umi, Polres Tegal bisa cepat mengungkapkan kasus tersebut hanya selama 24x2 jam sejak geger penemuan jasad tinggal tulang dalam karung Jumat (9/8/2019) lalu.

Dari kasus pembunuhan terhadap gadis bernama Nurkhikmah itu, Polres Tegal diketahui telah menetapkan lima tersangka di antaranya, Abdul Malik (20), Muhammad Soproi (18), Saiful Anwar (24), NL (17), dan AI (15).

Karena mengetahui ada beberapa pelaku masih di bawah Umur, Umi pun bergegas dan mengunjungi Mapolres Tegal untuk mengetahui para pelaku pada Kamis (15/8/2019) kemarin.

"Saya sangat mengapresiasi Polres Tegal. Tentu ini menjadi lecutan bagi kita semua, terutama kami dari Pemerintah. Di sana (Desa Cerih), emang Desa terpencil. Ini harus jadi bahan pelajaran kami," ujar Umi kepada Tribunjateng.com di Mapolres.

Usai dari Mapolres, orang nomer satu di Kabupaten Tegal ini pun langsung bertolak ke Desa Cerih, tepatnya ke rumah orangtua korban.

Di rumah ayah korban, Imam Maliki (46), Umi mendengar seluruh curhat dan kenangan semasa Nurkhikmah masih hidup dahulu.

Maliki mengatakan, dirinya memang sudah berpisah dengan sang istri semenjak Nurhikmah duduk di bangku kelas 4 SD.

Maliki mengenali anaknya yang tak sempat melanjutkan sekolah SMA karena faktor biaya ini sebagai pribadi yang pendiam.

"Dari SD sampai SMP, anak saya bisa sekolah berkat beasiswa. Anak saya dapat beasiswa terus. Anak saya (Nurkhikmah) ikut tinggal dengan saya bersama nenek. Almarhum adalah anak satu-satunya saya dari istri yang dulu. Saya benar-benar sayang banget dengan anak saya," ujar Maliki membatin.

Mendengar cerita Maliki dan keterangan Kades serta Kapolsek setempat, Umi meminta kepada warga yang menyambut kehadirannya untuk ikut menginstropeksi diri.

Dia berpesan agar warga meningkatkan kepekaan sosial dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini ke pihak berwajib.

Umi juga minta kepada para orang tua agar mengenali betul lingkungan pergaulan anaknya,

"Sekaligus mendorong agar kegiatan keagamaan dan kepemudaan lebih diintensifkan," tutur Umi. (Tribunjateng/gum).

Sumber: Tribun Jateng
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved