7 ABK Indonesia Hilang di Samudera Pasifik Saat Kapal Taiwan Disapu Badai, 2 Orang Asal Pemalang
Tujuh warga negara Indonesia yang menjadi ABK (anak buah kapal) penangkap ikan Taiwan dilaporkan hilang di Samudera Pasifik.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Tujuh warga negara Indonesia yang menjadi ABK (anak buah kapal) penangkap ikan Taiwan dilaporkan hilang di Samudera Pasifik.
Dikutip dari Focus Taiwan, kapal pencari ikan tempat mereka bekerja diduga terkena badai karena tidak bisa dihubungi lagi sejak 18 Agustus.
Pemilik yang identitasnya dirahasiakan menyatakan kapalnya yang bernama lambung Jin Long Tai No 6 dioperasikan seorang kapten asal Taiwan.
• Sepasang Burung Murai Batu Albino Milik Mahbub Dijual Seharga Mobil Innova Baru
• Risma Senang Bukan Kepalang Dapat Surat dari FIFA, Surabaya Kandidat Tuan Rumah Piala Dunia U20 2021
• Fadli Zon Singgung Mobil Esemka, Semua Narasumber di ILC Langsung Tertawa
• Reaksi Koko Saat Dipertemukan dengan Anak Plt Bupati yang Diduga Serobot Posisinya Sebagai Paskibra
Kapal ini juga diawaki delapan ABK, terdiri atas satu warga China dan tujuh WNI.
Dari penelusuran Tribunjateng.com, dua WNI di antaranya berasal dari Pemalang, Jawa Tengah.
Keduanya warga Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan Pemalang.
Masing-masing bernama Khusni Mubarok dan Slamet Riyadi.
Orangtua Khusni sudah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut.
"Saya dapat kabar tersebut pada hari Jumat, 23 Agustus, sekitar jam 3 sore dari teman Khusni.
Dapat informasi tersebut saya kaget.
Tidak percaya, apakah benar itu kapal anak saya yang hilang atau bukan," kata Alwi kepada Tribunjateng.com di rumahnya, Senin (26/8/2019).
Ada titik terang ketika Badan Perikanan (FA) Taiwan menyatakan puing-puing kapal terlihat enam mil laut dari lokasi terakhir kapal Jin Long Tai No 6 diketahui.
Jin Long Tai No 6 bertolak meninggalkan pelabuhan nelayan Nanfang'ao, Taiwan, pada 6 Juli.
Posisi terakhirnya tercatat sekitar 2.600 mil laut timur laut Taiwan atau sekitar 700 mil laut barat laut dari Midway Atoll, Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat, pada 18 Agustus.
Pemilik kapal di Su'ao, Taiwan, menyatakan terakhir kali berhubungan dengan kapalnya sekitar pukul 16.00 hari itu.
