Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Amri Berpulang Tepat Sepekan Sebelum Gelar Sarjana Resmi Disandang

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Tak ada seorang pun yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada manusia, termasuk kematian.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Syaiful Amri, mahasiswa S1 Keperawatan Univesitas Ngudi Waluyo yang berpulang tepat seminggu sebelum menyandang gelar sarjana 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN- Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Tak ada seorang pun yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada manusia, termasuk kematian.

Syaiful Amri, calon wisudawan Universitas Ngudi Waluyo berpulang ke hadirat Allah swt tepat sepekan sebelum ia resmi menyandang gelar sarjana.

Kematian mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Kabupaten Semarang tersebut tak hanya menjadi kabar duka bagi keluarga dan rekan-rekannya, namun juga bagi pihak kampus.

Innalillahi Wa innailaihi Rojiun, Presiden Ketiga BJ Habibie Meninggal Dunia di RSPAD Jakarta

Polisi Ini Kaget Saat Periksa Kelengkapan Pengendara Motor untuk Ditilang Ternyata Mertua Sendiri

Olah TKP Tengah malam, Ini Fakta Lengkap Uang 1,6 Miliar Milik Pemprov Sumut Hilang dari Dalam Mobil

Angin Kencang Terjadi Hari Ini hingga 2-3 Hari ke Depan di Kota Semarang sebagian Jawa Tengah

David Beckham Menikah Lagi, Berlangsung Meriah di Jalanan Kota London Inggris

Pasalnya, Amri merupakan satu dari sekian aktivis dan mahasiswa berprestasi yang sedianya menerima penghargaan dari kampus atas prestasi dan kontribusinya bertepatan dengan pemberian gelar dan sumpah profesi di hari wisudanya.

Amri yang menempuh studi S1 Keperawatan pun sedianya akan mendapatkan penghargaan Parasamya Suganda Purnakarya Nugraha, anugerah keharuman nama atas akhir pengabdian untuk penerima laki-laki.

Disampaikan oleh Bagas Prakoso, Humas UNW, penghargaan tersebut akan diterimakan oleh orang tua Amri yang sedianya akan hadir saat wisuda pada Rabu (11/9/2019) siang di Kodam Diponegoro Kota Semarang.

"Amri merupakan mahasiswa yang pernah meraih prestasi Juara 3 Lomba Basic Life Support (BLS) Dies Natalis Stikes Karya Husada Semarang,

Juara 3 Lomba Essay Dies Natalis Program Studi Kesehata Masyarakat (PSKM) Tingkat Nasional,

Juara 1 Pencak Silat Pekan Olah Raga Mahasiswa Nasional (Pomnas).

Bahkan saat sedang mengerjakan skripsi Amri sempat mengikuti lomba esay dan mendapatkan juara 3," urai Bagas.

Amri pun aktif di organisasi kampus sebagai Ketua BEM UNW 2017-2018, Ketua Badan Permusyawaratan Mahasiswa (BPM) UNW 2018-2019,

Ketua Unit Kerja Mahasiswa (UKM) Pramuka, anggota UKM Pencak Silat, dan anggota Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan (Ilmiki).

Judul skripsi Amri ialah Hubungan Verbal Bullying dengan Harga Diri Pada Remaja.

Bilqis Fikrotul Uliya, rekan akrab Amri menambahkan bahwa dalam lima bulan terakhir Amri pernah mengeluhkan sakit kepala di kepalanya.

Sakit kepala tersebut mengakibatkan Amri merasa tak bisa memasukkan makanan ke tubuh karena selalu mual dan muntah.

Sebulan terakhir mengeluhkan sakit perut dan mual yang tak kunjung sembuh.

Pada sekitar 22 Agustus 2019, Amri sempat dilarikan ke puskesmas di rumahnya di Rembang.

Amri juga sempat mengalami kejang hingga dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rembang.

Setelah dilakukan CT-Scan didapati nodul-nodul di otak yang dicurigai sel kanker.

Amri kemudian dirujuk di Rumah Sakit Nasional Diponegoro untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan didiagnosa kanker otak stadium 4 metastase ke paru dan otak.

Amri pun dirujuk ke RSUP Dr. Karyadi untuk dilakukan operasi.

"Operasi dilakukan pada Rabu, 4 September 2019.

Masuk ruang OK pukul 13.30, keluar pukul 17.00.

Setelah operasi pukul 18.30 sempat sadar tapi pukul 19.00 kondisi drop tak sadarkan diri.

Setelah dilakukan RJP (Resusitasi Jantung dan Paru) dan DC Shock, nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 21.45," terang Bilqis.

Bilqis menambahkan, Amri bercita-cita nantinya akan belajar Bahasa Inggris di Pare Kediri.

Kemudian bekerja di luar negeri untuk mengumpulkan modal membuatkan usaha bagi kedua orang tuanya.

Ia pun bercita-cita akan mengajak kedua orang tua dan adiknya haji atau umroh.

Selanjutnya melanjutkan studi pascasarjana dan membuka klinik di kampung halamannya.

Liya Novitasari, dosen pembimbing skripsi Amri menyatakan sepanjang mengerjakan skripsi, Amri tak pernah menunjukkan sikap tengah menderita sakit.

Ia bahkan cenderung ceria dan baik-baik saja selama proses bimbingan skripsi.

"Waktu bimbingan, Amri tidak pernah cerita kalau sakit ia pun selalu terlihat tegar dan baik-baik saja," ujar Liya.

Rektor UNW, Prof Subyantoro yang mengetahui berpulangnya satu dari mahasiswa terbaiknya menyatakan turut berduka cita.

Dia mendoakan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kelapangan dan ketabahan.

Meski demikian, segala yang telah diupayakan Amri selama hidupnya layak mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari kampus.

Penghargaan akan diberikan kepada kedua orang tuanya.

"Almarhum Amri telah melaksanakan tugasnya sebagai manusia sebaik-baiknya dengan meninggalkan prestasi dan kenangan bagi orang-orang yang ditinggalkannya.

Ia telah berjuang dan mengusahakan semaksimal yang ia mampu dalam hidupnya.

Hal tersebut yang patut kita teladani, bahwa menjadi manusia harus memberikan manfaat bagi sesamanya," pungkasnya. (arh)

Video Kecelakaan Truk Trailer di Krapyak Semarang Bikin Macet

Video Santuy, Saat Razia Emak emak Nyanyi Lagu Rhoma Irama

Cerita Budhi Martono 6 Tahun Pakai Mobil Pikap Esemka Bima, Kini Mencapai 300 Ribu Kilometer

Jadwal Liga 1 Jelang Persipura Vs Persija, Menanti Duet Bek Baru Lokal dan Asing Macan Kemayoran

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved