Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dusun Thekelan: Keindahan dan Toleransi di Kaki Gunung Merbabu

Dusun ini merupakan salah satu jalur pendakian merbabu yang menyimpan potensi wisata alam.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Mahasiswa KKN Undip di Dusun Thekelan di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang 

TRIBUNJATENG.COM - Indonesia menjadi salah satu tempat dengan keindahan terbaik di dunia.

Ada berbagai tempat wisata menarik seperti lautan luas dengan kekayan hayati yang indah, hamparan pasir putih di pantai, hingga barisan gunung menjulang yang menanti untuk dijelajahi dan dinikmati keindahannya.

Budaya Indonesia yang beragam juga menambah keindahan negeri ini.

Termasuk di Dusun Thekelan yang terletak di kaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Dusun ini merupakan salah satu jalur pendakian Merbabu yang menyimpan potensi wisata alam budaya dan tingkat toleransi yang sangat tinggi antar warganya.

Dusun Thekelan terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Berjarak sekitar 18 km dari pusat Kota Salatiga dan 69 km dari Kota Semarang.

Dusun ini terletak pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.

Suhu udara berkisar antara 11°- 25°C sehinggga udara tergolong sejuk.

Kondisi alam Dusun Thekelan yang masih asri, perkebunan dan peternakan yang tertata rapi menjadi daya tarik utama desa ini.

Selain keindahan alam antara lain hutan pinus dan air terjun, dusun ini juga melestarikan budaya tradisional berupa tarian.

Keberadaannya menambah pesona Dusun Thekelan menjdi desa wisata.

Jalur pendakian Gunung Merbabu.
Jalur pendakian Gunung Merbabu. (IST)

Berbagai hal yang menjadikan Dusun Thekelan istimewa:

1. Jalur Pendakian Gunung Merbabu

Thekelan merupakan salah satu jalur pendakian Merbabu.

Jalur ini terdiri dari beberapa pos hingga mencapai puncak trianggulasi dan Kentengsongo (3142 MDPL).

Jalur pendakian via Thekelan tergolong tidak sulit jika dilalui oleh pemula sehingga tidak berbahaya jika melalui track dan petunjuk yang ada.

Pos 1 dan 2 memiliki sumber air melimpah dan dapat langsung diminum oleh pendaki.

Jalur pendakian Merbabu via Thekelan juga menyuguhkan keindahan sabana pada yang pastinya sangat indah.

2. Watu Telu

Terletak di sebelah Timur Dusun Thekelan berjarak sekitar 10 menit yang menyuguhkan keindahan alam berupa hutan pinus, sunrise, dan sunset berlatarkan Gunung Sindoro, Sumbing, Lawu, Telomoyo, dan Gunung Ungaran.

Pengunjung juga dapat menggunakan camping ground yang disediakan dan merasakan keindahan alam.

3. Jalur Downhill

Thekelan juga menyediakan jalur sepeda downhill.

Tidak kalah menarik, yang satu ini merupakan wisata minat khusus yang sering di kunjungi para pesepeda gunung untuk menaklukan rintangan karena lintasan downhill tersebut melewati jalan yang curam dan menguji adrenalin.

Lokasi trek downhill tepat di atas air terjun.

Peserta downhill hanya perlu melakukan registrasi di Basecamp Thekelan.

 4. Wisata live in

Institusi atau sekolah-sekolah dapat melakukan kegiatan sekaligus menginap di rumah warga di Dusun Thekelan untuk merasakan kehidupan serta kegiatan warga di dusun yang damai dan penuh toleransi ini.

Panitia dan peserta kegiatan dapat membuat dan melaksanakan rencana kegiatan yang sudah dibuat dengan biaya terjangkau.

Pengunjung dapat merasakan serunya bercocok dan panen tanaman warga di antaranya kentang, tomat, brokoli, wortel, dan kol.

Mereka juga dapat membeli hasil panen yang masih segar untuk dibawa pulang.

Pengunjung bisa berpartisipasi dalam kegiatan memelihara hewan ternak yakni kambing, sapi, dan ayam, merasakan memberi makan hewan ternak, dan sekaligus berpartisipasi dalam proses pemerasan susu.

5. Kesenian

Warga Dusun Thekelan masih melestarikan kesenian tradisional berupa tarian.

Ada tari kaprajuritan, kuda lumping, brodut, topeng gedruk, dan sebagainya.

Tarian tradisional biasanya ditampilkan pada Lebaran dan Saparan (sedekah bumi 9-11 oktober) di Thekelan.

6. Toleransi warga dusun Thekelan

Warga Thekelan terdiri dari berbagai latar belakang kepercayaan yang berbeda tapi saling menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing sehingga tidak pernah terjadi gesekan antar umat beragama.

Kegiatan yang menggambarkan toleransi terjadi pada saat acara keagamaan seperti Idulfitri, Natal, dan Waisak.

Semua warga berkumpul di depan rumah ibadah untuk bersalaman, merayakan, dan menyambut selepas kegiatan beribadah untuk saling memaafkan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved