UPDATE : Polisi Belum Temukan Penyebab Ledakan di Mako Brimob Srondol
Tim olah tempat kejadian perkara (TKP) belum bisa beraksi di lokasi ledakan di Mako Brimob Polda Jateng di Srondol
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Tim olah tempat kejadian perkara (TKP) belum bisa beraksi di lokasi ledakan di Mako Brimob Polda Jateng di Srondol, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Rabu (18/9).
Penyelidikan di lapangan terhambat lantaran di lokasi kejadian masih ada sisa bom dan bahan peledak.
"Masih belum diangkat sisa (bahan peledak) di dalam. Tim olah TKP belum diizinkan masuk," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel kepada wartawan di lobi kantornya, Rabu (18/9).
Hingga hari kelima pasca ledakan tersebut, sejumlah petugas masih mengevakuasi puing reruntuhan bangunan di TKP.
Menurut Rycko, proses disposal bahan peledak dari Mako Brimob masih dilakukan secara bertahap. Disposal dilakukan di tempat aman di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang.
Rycko mengatakan, sejumlah bahan peledak masih utuh sehingga perlu dilakukan disposal. Sejak hari pertama, sudah dilakukan disposal tujuh unit peledak. Dilanjutkan Rabu, ada sembilan unit peledak.
"Kegiatan disposal berlangsung sampai hari ini di Ungaran. Kemarin, sehari sembilan (unit peledak didisposal), hari pertama meledakkan tujuh, berarti sudah 16 unit. Semua ada 40 unit. Disposal memang bertahap karena harus satu per satu," lanjutnya.
Terkait perbaikan 44 rumah yang rusak akibat ledakan di Mako Brimob Polda Jateng itu, Rycko mengatakan, masih berlangsung. Dikatakannya, perbaikan menyisakan 10 persen pekerjaan.
"Perbaikan rumah warga masih berlangsung. Hari ini diselesaikan, termasuk yang sakit," kata Kapolda.
Ledakan di Mako Brimob Srondol, Semarang, Sabtu (14/9), menyebabkan satu warga harus menjalani opname.
Bukan karena terkena serpihan ledakan melainkan terkejut dan memicu penyakit jantungnya kambuh.
Karo Logistik Polda Jateng Kombes M Zari, didampingi Karumkit RS Bhayangkara Semarang, Kombes Dr I Gusti Gede Andika, menjenguk korban bernama Abdul Rohmadun (49), warga Jalan Mangga RT 06 RW 02, Kelurahan Srondol Wetan, itu, Selasa (17/9).
Abdul masih terbaring di Ruang Rajawali 1A RSUP Dr Kariadi, Semarang.
Kondisinya sadar dan bisa diajak berkomunikasi. Ia memiliki riwayat penyakit jantung dan saat kejadian, dia mengaku terkejut.
Zari mengatakan pihaknya berusaha semaksimal mungkin melakukan ganti rugi, mulai rumah rusak hingga biaya berobat bagi warga yang terkena dampak.
"Ini merupakan bentuk tanggung jawab kami kepada masyarakat yang terdampak ledakan gudang amunisi Mako Brimob Srondol, Semarang. Warga tidak boleh ada yang dirugikan atas peristiwa tersebut," kata Zari saat menjenguk Abdul di RSUP Dr Kariadi, Selasa.
"Kami bekerja sama dengan Kabid Dokkes dan Karumkit Bhayangkara untuk handle," imbuhnya.
Setelah menjenguk, Zari mengatakan, kondisi korban tidak apa-apa dan diakui memiliki riwayat jantung dan sempat sesak napas ketika ledakan terjadi. Kemarin, Abdul dijadwalkan pulang.
"Beliau ini kaget saat kejadian," kata Zari.
Ledakan di Mako Brimob Srondol menyebabkan 44 rumah rusak dan tiga di antaranya rusak parah. Kerusakan ada di eternit dan genting yang jebol, serta kaca rumah yang pecah. Perbaikan langsung dilakukan pascakejadian. (sam/hei/dtc)