Kenalkan Budaya Menabung Sejak Dini Pada Anak, Permata Bank Adakan CSR Bertajuk Cerita
Permata Bank mengadakan kegiatan edukasi literasi keuangan serentak di 51 Kota termasuk di Semarang.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Permata Bank mengadakan kegiatan edukasi literasi keuangan serentak di 51 Kota termasuk di Semarang.
Kegiatan dengan konsep Cerita (cinta dan empati dari kita) ini juga dalam upaya mendukung program bulan inklusi keuangan yang digagas oleh OJK bulan Oktober.
Lokasi yang dipilih yaitu SD Kanisius Hasanudin, jl. Hasanudin no. 527 Semarang, Selasa (1/10/2019).
Head Network Region 6 Permata Bank, Hanna Oei mengatakan, pihaknya melalui CSR Permata Hati memiliki fokus di bidang pendidikan khususnya literasi keuangan.
Adapun kegiatan yang berlangsung di SD Kanisius Hasanudin ini, bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Dinas Pendidikan setempat yang ditujukan kepada siswa-siswi sekolah binaan.
"Tujuan kami mengadakan kegiatan semacam ini adalah untuk mengenalkan lebih dini kepada anak-anak tentang literasi keuangan. Nantinya kami akan menjelaskan mengenai arti menanbung, manfaat menabung, dan mendorong mereka supaya mau menabung," jelas Hanna Oei, pada Tribunjateng.com, Selasa (1/10/2019).
Dalam hal ini, kaitannya mendukung anak untuk menabung, Permata Bank juga menyediakan produk-produk tabungan anak sekolah.
Di antaranya seperti simpanan pelajar, tabungan PermataME, dan lain-lain.
Khusus di Semarang, menurut Hanna, masyarakat yang sudah memanfaatkan produk-produk tabungan untuk anak sekolah cukup baik.
Karena semakin ke sini, anak-anak mengetahui manfaat yang didapatkan ketika menabung dan mendapat dukungan dari orangtua serta sekolah.
"Harapannya melalui kegiatan ini, anak-anak mulai sadar uang jajan tidak harus dihabiskan pada saat ini juga. Tapi bisa mereka sisihkan untuk menabung yang nantinya ketika sudah terkumpul bisa bermanfaat untuk diri sendiri," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SD Kanisius Hasanudin, Fransiska Widiyatiningsih mengungkapkan, kegiatan ini sangat membantu pihaknya terutama bagi anak-anak. Karena dalam kurikulum yang baru, mereka harus memiliki sebuah keterampilan.
Maka dengan adanya kegiatan Cerita yang diadakan oleh Permata Bank, anak-anak mendapat pemahaman tentang perbankan, bagaimana mereka menggunakan (mengelola) uang, sehingga pembelajaran yang didapat dari sekolah tentang ilmu sosial dalam menata hidup lebih dipahami tentu menyesuaikan usia mereka.
"Kebetulan di tempat kami juga ada program menabung bagi anak-anak, biasanya dilakukan setiap seminggu sekali tanpa menentukan nominal yang harus ditabung. Jadi kami bebaskan kepada orangtua mau menabung berapa saja, supaya tidak memberatkan juga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY, Aman Santosa menambahkan, target Inklusi Keuangan masyarakat Indonesia secara nasional untuk tahun 2019, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No.82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI) adalah sebesar 75 persen.
Adapun data survey tahun 2016 menunjukkan tingkat Inklusi Keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 67,82 persen, tapi pihaknya tetap optimis target tersebut bisa dicapai di tahun ini.
"Sampai akhir tahun 2018, secara nasional total sudah ada 17 juta pelajar yang menggunakan produk SimPel/SimPel iB. Dengan jumlah simpanan cukup besar yaitu Rp 6,6 triliun," imbuh Aman, saat dikonformasi di tempat berbeda. (dta)