Fokus : Romantisme Masa Lalu

MEMBAHAS masa lalu seringkali menghadirkan romantisme. Begitu pula ketika membincang wajah Kota Semarang jauh di masa silam: lebih dari 10 abad lalu.

Penulis: moh anhar | Editor: galih permadi
tribunjateng/grafis/bram
MOH ANHAR wartawan tribun jateng 

Wartawan Tribun Jateng, Moh Anhar

MEMBAHAS masa lalu seringkali menghadirkan romantisme. Begitu pula ketika membincang wajah Kota Semarang jauh di masa silam: lebih dari 10 abad lalu.

Yap, angan-angan kita akan langsung serasa dibawa terbang seperti apakah kehidupan saat itu? Tak terlalu banyak ulasan sejarah mengenai hal ini, terlebih di buku pelajaran sekolah.

Di Wikipedia atau situs lainnya saat kita googling, pun hanya menyebut ada daerah bernama Pragota (Bergota sekarang ini) pada abad 6 M.

Wilayah Pragota digambarkan sebagai daerah pelabuhan dengan gugusan pulau-pulau kecil ini yang masuk dalam kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno.

Nah, Minggu (6/10/2019) lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan yang diinisiasi Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang untuk menelusuri jejak-jejak peradaban di Semarang era Hindu-Budha.

Peserta kegiatan ini tidak sebatas ahli sejarah, melainkan masyarakat umum yang memiliki minat terhadap sejarah.

Jadi sifatnya memang untuk "berziarah", bukan penelitian mendalam seperti yang dilakukan para arkeolog. Setidaknya kegiatan seperti ini membangun pengetahuan baru.

Terlebih penetapan HUT Kota Semarang pada 2 Mei 1547 yang mengacu pada pengesahan Semarang sebagai wilayah berstatus kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang.

Saat itu Semarang di bawah pimpinan Pandanaran II, yang semakin menunjukkan wilayah yang bertumbuh pesat. Karenanya, start tanggal HUT ini bukan berarti Kota Semarang berangkat dari nol atau ruang kosong berupa alas gung liwang-liwung.

Selama ratusan tahun sebelumnya sudah ada manusia yang menghuninya dan beraktivitas, termasuk memeluk agama dan kepercayaan.

Adapun kunjungan ini dilakukan di Makam Pandanaran Mugas; makam Sukolilo Pleburan; Sendang Stoom Jl Tegalsari Raya; Candi Ngempon Kabupaten Semarang; Candi Trisobo Boja, hingga Watu Tugu, Tugurejo, Semarang.

Seringkali, peradaban masa silam ditandai dengan adanya temuan benda-benda arkeologi, semisal bangunan candi, perkakas, hingga perhiasan. Lalu, bagaimana peninggalan di Semarang.

Begitu pula di tempat-tempat yang dikunjungi tersebut. Meski bukan temuan utuh dan megah seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan, temuan tersebut memastikan ada kehidupan dan peradaban masyarakatnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved