Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pertanyakan Nadiem Makarim, Aboe Bakar Al Habsyi: Itu Apa Kok Ujug-ujug Jadi Menteri Pendidikan?

Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi mempertanyakan posisi Nadiem Makariem sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
KOLASE TRIBUN JATENG
Pertanyakan Nadiem Makariem, Aboe Bakar Al Habsyi: Itu Apa Kok Ujug-ujugnya Jadi Menteri Pendidikan? 

TRIBUNJATENG.COM- Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al Habsyi mempertanyakan posisi Nadiem Makariem sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan.

Hal tersebut ia lontarkan saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (23/10/19).

Najwa Shihab mulanya menanyakan kepada Aboe Bakar Al Habsyi terkait komposisi menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Oposisi kasih nilai berapa komposisi menteri hari ini yang dilantik?" tanya Najwa Shihab.

"Kalau oposisi enggak boleh kasih nilai baik selalu," ujar Aboe bakar.

Aboe Bakar lantas memberikan nilai 5,5 dalam susunan menteri.

"Jadi paling tidak saat ini kita kasih 50 persen lah ya, kalau nilainya 10 terbaik, ya 5,5 lah," imbuhnya.

Najwa Shihab lantas menyebut itu angka yang sangat kecil.

"Tidak lulus itu kalau 5,5, " celetuk Najwa Shihab yang diiyakan oleh Aboe Bakar.

"Masih masuk, masih lah sedikit," jawab Aboe Bakar.

Najwa Shihab kemudian menanyakan siapa tokoh menteri menurut Aboe Bakar yang memiliki track record bagus dan paling menarik.

Aboe Bakar kemudian menyebut tokoh yang paling menarik adalah para profesional.

Seperti Mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto dokter Terawan.

Basuki Hadimuljono juga menarik baginya.

Ercik Thohor menurut Aboe Bakar juga bagus untuk dijadikan menteri.

"Seperti Terawan itu kan memang seorang dokter yang profesional, Pak Basuki oke, memang bidangnya, Erick oke lah ya, ketua tim sukses, dia mengerti tentang ekonomi" ucap Aboe Bakar.

Lantas, Aboe Bakar mempertanyakan kinerja Nadiem Makarim yang menjadi menteri pendidikan.

"Cuma yang paling menarik Nadiem ini, Nadiem ini ceritanya apa, ujung-ujungnya ke pendidikan."

"Tapi mungkin ada pembicaraan 'spesial' dengan Pak Jokowi kali ya," sambungnya.

Najwa Shihab kemudian menanyakan soal politisi yang menjadi menteri.

"Berarti politisi nggak proposional?"

"Enggak juga belum tentu, kan 55 persen dari profesional, yang 45 persen dari partai-partai, dari orang partai enggak jelek-jelek amat, Johnny G Plate bagus juga, kalau baik kita katakan baik, kalau buruk kita katakan buruk," ujarnya.

Menurutnya, jika setelah pemilu tetapi menjadi koalisi seperti bagi-bagi duit nggak perlu repot-repot pemilu yang menelan banyak korban.

Aboe Bakar mengatakan, dari partai ada yang bagus

"Tapi ternyata apabila kita ini setelah pemilu bersatu juga, rasanya kita bagi-bagi duit saja kemarin," ungkapnya.

"Bagi-bagi ada berapa triliun, di bagi buat ini, ini, enggak usah repot-repot pemilu, mati banyak sampai berapa itu 600, 700, tapi apa boleh dikata," ujar Aboe Bakar.

Rossa Resmi Gabung SM Entertainment, Terkaget-kaget dengan Perlakuan Manajer Barunya

2 Menteri Jokowi Kabinet Indonesia Maju Asal Semarang, Alumnus SMA 3 Semarang

RESMI: Daftar Nama-nama Menteri Kabinet Kerja Jilid 2 Jokowi-Maruf Amin 2019-2024

Sebelumnya, Nadiem Makariem dilantik presiden Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadiem Makariem memang tidak memiliki latar belakang di dunia pendidikan meski ditunjuk sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan Kabinet Indonesia Maju.

Namun demikian, Nadiem memilih untuk mengawali pekerjaan besar dengan cara mendengarkan.

Pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 itu memilih untuk lebih banyak berbicara dengan para pakar pendidikan. Selama 100 hari pertama Nadiem akan belajar seperti layaknya seorang murid.

Sebagai langkah pertama, alumnus Harvard Business School Brown University itu tidak ingin memberikan solusi terhadap dunia pendidikan Indonesia.

Dia ingin mempelajari dunia pendidikan lalu memahami kondisi di lapangan. Ini termasuk kondisi murid, guru, birokrasi dan administrasi.

Latar belakang Nadiem Makarim adalah dunia bisnis digital. Bermodalkan pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim memiliki visi untuk melibatkan teknologi ke dunia pendidikan Indonesia.

Wartawan Tribun Network Reza Deni Saputra sempat mewawancarai Nadiem Makarim secara singkat setelah acara pisah-sambut di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (23/10).

Berikut ini petikan wawancara dengan Gojek tersebut.

Sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan, apa tantangan yang Anda dan kementerian ini hadapi ke depannya?

Tantangan ke depan itu terutama skalanya. Kita punya sistem pendidikan terbesar keempat di dunia. Tiga ratus ribu sekolah itu luar biasa. Jumlah muridnya, jumlah gurunya, jumlah pemerintah daerahnya dan semuanya tersebar di archipelago terbesar kedua di dunia, yaitu Kepulauan Indonesia. Jadi, challenge utamanya adalah skala.

Tadi Anda bilang rencana 100 hari kerja Anda mau belajar lebih dulu. Kira-kira berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk belajar?

Cepat. Saya pasti cepat belajarnya.

Anda besar di dunia bisnis digital, kemudian ke pendidikan sebagai menteri. Apakah hal yang Anda geluti dulu akan dibawa dan dimanfaatkan?

Sudah pasti peran teknologi akan ada di situ, tetapi dalam bentuk apa, kita belum pasti. Hal yang terpenting adalah kita mulai bukan dengan aksi, tapi belajar terlebih dulu dengan semua stakeholder yang ada.

Bukan berarti ini memakan waktu lama, tapi step pertama adalah jangan selalu memberikan solusi terlebih dulu. Pertama harus seperti murid yang baik.

Belajar lebih dulu, mengetahui seperti apa kondisi lapangan, kondisi guru, kondisi murid serta kondisi birokrasi dan administrasi.

Dari situ baru kita menemukan solusi-solusi, baik teknologi maupun nonteknologi, yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Dalam jajak pendapat dengan DPR ada nilai serap di Kemendikbud yang kurang maksimal. Kira-kira bagaimana ke depannya?

Kalau soal itu saya belum bisa mengomentari karena belum saya dalami lebih lanjut, tapi tentunya optimalisasi bujet APBN itu penting sekali.

Kita harus memastikan semua rupiah yang kita keluarkan untuk negara ada benefit-nya, terutama di pendidikan.

Soal kebudayaan, apakah Anda sudah punya rencana terobosan?

Saya belum bisa bilang terobosannya seperti apa, tapi yang jelas berhubung saya milenial dan background-nya teknologi, sudah pasti ada perubahan ke arah sana.

Saya belum bisa mention apa rencana yang saya lakukan. Hal yang sudah jelas adalah kita ingin fokus kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan ini seperti apa.

Satu, harus berkarakter, merupakan suatu sistem pendidikan berdasarkan kompetensi, bukan informasi saja. Kedua, harus relevansi.

Presiden selalu bilang link and match antara industri dan institusi pendidikan. Skill-skill tersebut yang kita pelajari harus relevan.

Tentunya prinsip utamanya yaitu gotong-royong dan kolaborasi. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian, harus ada gotong-royong.

Pusat dan daerah, orangtua, guru, murid, semua harus gotong-royong menciptakan institusi dan kualitas pendidikan yang lebih baik. (*)

Heboh Beredar Video Mesum Mirip Artis GA Tersebar di Medsos dan Whatsapp WA

Ini Biodata Nadiem Makarim Eks CEO Gojek Ditunjuk Jokowi Sebagai Menteri Dikbud-dikti

Biodata 5 Srikandi Menteri Kabinet Indonesia Maju Pilihan Jokowi, 2 dari Semarang Jawa Tengah

Biodata Lengkap Menteri Jokowi - Maruf Amin Kabinet Indonesia Maju

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved