Mengaku Marah Lihat Ma'ruf Amin Pakai Celana, Sudjiwo Tedjo: Beliau Lucu Pakai Sarung
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku marah ketika wapres Ma'ruf Amin meinggalkan sarung.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Budayawan Sudjiwo Tedjo mengaku marah keltika Wapres Ma'ruf Amin meinggalkan sarungnya dan mengenakan celana saat dinas.
Hal itu ia ungkapkan di acara ILC yang tayang pada Selasa (5/11/19)
Mulanya, Sudjiwo Tedjo mengomentari terkait isu pelarangan ASN mengenakan cadar dan celana cingkrang.
Sujiwo Tedjo menyimpulkan bahwa orang berhak menentukan apa yang ia ingin pakai.
"Ternyata kesimpulan saya, kalau mau beragama dasarnya keyakinan, berilmu pengetahuan dasarnya skeptisisme, jadi kalau keyakinan rasinonalisasi itu hanya disampaikan tetapi di dalam batin jangan pakai alasan, malah nggak kena, yakin pakai cadar ya pakai aja," ujarnya.
Sujiwo Tedjo menegaskan jika perempuan yakin memakai cadar ya sudah yakin saja tanpa pertimbangan apapaun.
"Yakin pakai cadar ya yakin aja udah enggak usah kenapa-kenapa kayak aku jatuh cinta ke seseorang yakin-yakin aja enggak kenapa-kenapa, begitu ada kenapa-kenapa itu sudah bukan keyakinan itu kalkulasi," kata Sudjiwo Tedjo yang disambut tepuk tangan.
Sudjiwo Tedjo mengaku awalnya kasihan dengan perempuan yang memakai cadar.
Namun, ia juga mengatakan bahwa pesinden yang tidak memakai cadar juga kasihan karena terlalu ribet saat berdandan.
"Tadi saya kasihan dengan orang pakai cadar pak, betapa tersiksanya, tetapi Pak , saya kalau ndalang jam 10 malaem, lihat sinden saya jam 5 sore harus dandan dan tidurnya nggak enak, ya sama tersiksanya, pakai kebaya juga tersiksanya," ujar Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo mengaku bersyukur memiliki istri bukan kalangan selebriti yang tidak mengenakan sepatu high heels.
Sujdiwo tedjo mengatakan bahwa pilihan bercadar adalah soal keyakinan.
Sudjiwo Tedjo lalu khawatir jika pelarangan mengunakan cadar untuk ASN bisa saja sebagai test untuk melarang seuruh warga negara menggunakan cadar.
"Jangan-jangan yang di ASN nggak boleh pakai cadar ini merupakan test the water, kalau ini sukses, semua nggak boleh pakai, saya mendapatkan degub itu pak," ujarnya.
Lalu, Sujiwo Tedjo membandingkan perturang cadar dengan yang dialami Wapres Ma'ruf Amin yang tidak lagi mengenakan sarung.
"Saya yang 20 tahun pakai sarung, saya marah melihat Pak Ma'ruf Amin pakai celana ketika jadi Wapres. Pak Ma'ruf Amin itu lucu pakai sarung, jadi kita merasa dekat, tetapi peraturan protokoler ya harus dihormati," ujarnya.
Namun, Sujiwo Tedjo mengatakan jika ASN dilarang mengenakan cadar maka sebaiknya itu dihormati karena aturan institusi.
Sebelumnya, Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi menegaskan akan menindak aparat sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang ngotot memakai celana cingkrang saat bekerja, untuk berhenti saja sebagai PNS.
"Tapi dari aturan pegawai bisa, misalnya di tempat ditegur celana kok tinggi gitu? Kamu enggak lihat aturan negara bagaimana? Kalau enggak bisa ikuti, (silakan) keluar kamu," kata Fachrul Razi.
Menag Fahcrul Razi menyebut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016, ASN pria diwajibkan menggunakan celana panjang yang menutupi mata kaki.
Sedangkan celana cingkrang adalah celana yang ujung bawah celana berada di atas mata kaki.
Namun, dari sisi pemahaman agama (Islam), kata Menag Fachrul Razi, justru tidak bisa dilarang karena dalam Islam, memakai celana cingkrang, termasuk sunnah Nabi.
"Masalah celana cingkrang-cingkrang itu tidak bisa dilarang dari aspek agama. Karena memang agama pun tidak melarang," ujar Fachrul di Kementerian PMK, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019).
Tak hanya itu, Fachrul juga memperingatkan PNS yang mendukung khilafah, untuk keluar dari Indonesia.
"Sikap kita mesti sama. kalau ada yang bersifat mendukung khilafah itu kan mendukung negara lain kamu dibayar Indonesia kamu harus hormat Indonesia kamu bisa berubah enggak? Kalau enggak bisa keluar Indonesia keluar dari wilayah ini!" kata Fachrul.
Fachrul menambahkan, soal radikalisme selalu menjadi tugas pemerintah.
Sebelumnya kata Fachrul, Presiden Jokowi sempat menyampaikan bahwa isu radikalime bukan hal yang baru dan sudah menjadi realita.
"Bapak presiden mengatakan bahwa masalah radikalisme adalah realitas untuk kita semua kementerian yang ada di Indonesia," katanya.
Ma'ruf Amin kenakan celana panjang
Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin mengenakan setelan jas dan celana panjang dalam pelantikannya di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Hal ini tentu di luar kebiasaan Ma'ruf yang selama ini kerap mengenakan sarung dipadu dengan jas dan sorban putih yang dikalungkan di lehernya.
Ma'ruf masuk ke ruang pelantikan bersama Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa saat sebelum acara dimulai.
Meski demikian, Ma'ruf belum memberikan komentar soal bagaimana rasanya mengenakan busana di luar kebiasaannya sehari-hari.
Tentunya, pilihan busana setelah Ma'ruf menjabat jadi orang nomor dua di Indonesia juga menarik untuk disimak selanjutnya. (*)