Sehari Tanpa Gadget, Ratusan Siswa dan Guru SMPN 1 Jatilawang Banyumas Bermain Permainan Tradisional
Dalam rangka memperingati hari anak sedunia, ratusan siswa-siswi SMP N 1 Jatilawang memainkan berbagai macam jenis permainan tradisional bersama-sama
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Dalam rangka memperingati hari anak sedunia, ratusan siswa-siswi SMP N 1 Jatilawang memainkan berbagai macam jenis permainan tradisional bersama-sama, pada Jumat (8/11/2019).
Para siswa selama ini lebih banyak beraktifitas di kelas, seperti membaca buku di dalam kelas hingga bermain gadget.
Selain sebagai upaya membangkitkan semangat dan motorik anak, kegiatan tersebut juga menjadi ajang memperkenalkan permainan tradisional kepada mereka.
Ada berbagai macam permainan tradisional yang mereka mainkan.
Kurang lebih ada 14 jenis permainan tradisional diantaranya enggrang, bola bekel, dam-daman, gobak sodor, bentik, ucrit, unthit, sunda manda, lompat tali, dakon dan sebagainya.
Mereka bermain secara massal memenuhi seisi lapangan sekolah dan di sudut-sudut kelas masing-masing.
• Dinilai Siap Wujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, UNS Jalin Kerjasama dengan Ndayu Park Sragen
• Nobar Film Hanya Manusia, Kapolres Salatiga Mengaku Kagumi Peran Prisia Nasution
• Meriah, 17 Dalang dan 102 Sinden Ramaikan Hari Wayang serta Hari Jadi Karanganyar
Ternyata setelah diperkenalkan dengan permainan tradisional tersebut, banyak diantara para siswa yang belum mengetahuinya.
Kepala SMP N 1 Jatilawang, Soenarko mengatakan jika permainan anak tradisional saat ini sudah mulai ditinggalkan.
"Sekarang permainan anak lebih banyak kepada gadget.
Oleh karena itu, kegiatan ini adalah untuk menggali dan mengingat kembali permainan tradisional," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (8/11/2019).
Soenarko menambahkan jika permainan tradisional dapat menimbulkan semangat dan motivasi pada anak.
Menurutnya kegiatan tersebut patut di budayakan dalam setiap acara atau kegiatan para siswa, seperti saat ada event kosong, setelah semesteran, hari ulang tahun, dan hari menjelang liburan.
"Total siswa kurang lebih ada 779 dan semuanya wajib berpartisipasi dan mengenal apa saja permainan tradisionalnya," ujar Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, Sulimah.
Salah seorang siswa bernama Naila Najah kelas 7 mengaku kesulitan ketika bermain egrang.
"Ia sulit karena tidak terbiasa, jatuh terus karena keseimbangannya kurang dan baru pertama kali ini bermain egrang tapi asyik," katanya.
Tidak hanya memainkan permainan tradisional, pagi harinya anak-anak terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 Stanza.
Dilanjutkan dengan cuci tangan bersama, deklarasi sekolah ramah anak, dan pemeriksaan kesehatan bagi anak. (Tribunjateng/jti)