Herizal Sebut Petani Jangan Euforia Dulu, Sekarang Masih Ada Hujan Tipuan
Naning yang bekerja di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang menyatakan saat ini terjadi anomali cuaca yang membuatnya
Penulis: amanda rizqyana | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Naning yang bekerja di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang menyatakan saat ini terjadi anomali cuaca yang membuatnya kesulitan untuk membuat pola tanam dan kalender tanam.
Meski demikian ia mengaku terbantu dengan adanya tabloid bulanan yang diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait prediksi iklim dan cuaca untuk satu bulan.
Hal tersebut ia sampaikan saat Pembukaan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Sosialisasi Agroklimat Kabupaten Semarang yang diadakan di The Wujil Resort and Conventions pada Jumat (15/11/2019) siang.
"Informasi terkait adanya kemarau yang lebih panjang sudah diinformasikan dan kami dapat melakukan antisipasi terhadap petani untuk menghadapi kemarau yang lebih panjang dari musim hujan," urainya di sela acara.
Naning menambahkan komoditas yang dominan di Jambu ialah perkebunan yang mencapai 1.000 hektar untuk kebun kopi dan total luas lahan kering mencapai 3.000 hektar, sementara untuk sawah hanya sekitar 400 hektar.
• Ditinggal Pemilik Cari Kayu Bakar, Rumah di Purbalingga Hangus Terbakar Tersisa Tembok Saja
• Adik Jan Ethes Lahir, Gibran Bahagia Tak Diberondong Pertanyaan Soal Pilkada Solo
• Kelahiran Anak Keduanya, Gibran : Wajahnya Agak Mirip-mirip Jan Ethes
• Aneh, Warga yang Laporkan Kecelakaan Maut di Semarang ke Polisi Justru Diancam
Naning bercerita bahwa saat ini telah terjadi siklus tahunan adanya ledakan panen raya setiap dua tahunan di antara panen yang biasa.
Adanya anomali cuaca tidak terlalu berdampak besar pada lahan perkebunan, namun berdampak besar pada lahan basah seperti sawah dan komoditas hortikultura.
Dampak untuk perkebunan atas adanya anomali cuaca ialah ketersediaan air bagi perkebunan dan tanaman perkebunan sendiri.
Sementara itu Herizal, Deputi Klimatologi BMKG pada kesempatan tersebut meminta agar petani di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga diminta untuk tidak euforia dengan hujan yang beberapa hari ini turun.
Karena, saat ini sedang terjadi hujan tipuan yang berlangsung secara sporadis.
Menurutnya petani setidaknya menunggu hujan selama 10 hari berturut-turut baru mulai menanam.
"Petani jangan euforia karena saat ini ada hujan tipuan.
Terjadi hujan deras yang berlangsung singkat, tapi besoknya tidak terjadi hujan sama sekali dalam waktu lama.
Ini bisa merusak tanaman jika tidak kuat," jelasnya.