Toko Kelontong Kini Lebih Rapi dan Gunakan Aplikasi Digital
Upaya dalam memberdayakan toko-toko kelontong masa kini terus dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) lewat Sampoerna Retail Community (SRC).
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Selain lebih rapi dalam penataan toko, selalu menjaga kebersihan toko, dan memiliki pencahayaan terang, kini toko kelontong turut ambil andil dalam digitalisasi dengan penggunaan aplikasi ponsel serta dapat melayani pembayaran non tunai, sehingga masyarakat akan semakin mudah berbelanja.
Upaya dalam memberdayakan toko-toko kelontong masa kini terus dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) lewat Sampoerna Retail Community (SRC) selama lebih dari satu dekade.
Sejak 2008, SRC dibentuk dan toko-toko kelontong yang menjadi anggotanya mendapat pendampingan berkelanjutan dengan membawa visi ‘Jadi Lebih Baik’.
Toko SRC Hidayah adalah salah satunya. Toko kelontong yang terletak di Jalan Ketileng Indah Raya Blok K no. 60, Sendangmulyo, Tembalang, Semarang ini telah melakukan banyak perubahan sehingga menjadi toko kelontong masa kini, rapi, bersih dan terang sejak bergabung dengan SRC.
Toko milik Nurul Farida (40) ini berdiri sejak 2009. Awalnya, Nurul mengontrak rumah di kawasan Ketileng tersebut dengan modal secukupnya. "Dulu karena modalnya tidak banyak, saya mengontrak rumah dan barang-barang jualan ditaruh di ruang tamu saja," katanya, Sabtu (23/11/2019).
Berjualan di kawasan yang sepi, jatuh bangun pun dirasakan Nurul. Apalagi untuk modal berjualan yang berasal dari gaji suami yang disisihkan sedikit demi sedikit. Hal tersebut berubah saat ia mulai bergabung dengan SRC. Melalui SRC, sejumlah pelatihan pun diikuti oleh Nurul, seperti penataan barang-barang yang dijual di toko dan pentingnya untuk bersahabat dengan para pelanggan.
"Saya diperlihatkan toko-toko kelontong SRC yang sudah bagus. Sejak itu, saya terinspirasi untuk melakukan perubahan agar toko kelontong saya jadi besar dan kekinian," katanya. Ia mengakui setelah tergabung SRC, perubahan positif dialami oleh toko kelontongnya. Di antaranya, untuk selalu sadar menjaga kebersihan toko setiap hari. Nurul juga sekarang rutin merapikan toko, mengelompokkan barang jualannya secara teratur, dan masih banyak lagi inovasi yang dilakukan.
Demi menarik konsumen, SRC Hidayah milik Nur ini juga berinisiatif memperkenalkan inovasi loyalty program bagi para pelanggan setianya. Selain itu, sudah 3 tahun ia juga menerapkan sistem komputerisasi dan melayani pembayaran non tunai menggunakan kartu debit. “Respon masyarakat sangat bagus karena toko saya melayani transaksi cashless untuk jual beli," jelasnya. Uniknya, toko kelontong milik Nurul Farida ini sering jadi tempat nongkrong masyarakat untuk bersosialisasi satu sama lain. "Kadang juga jadi tempat ngobrol bapak-bapak sore hari," jelasnya.
Toko SRC Dukung Produk UKM Lewat Pojok Lokal

Selain menjual sembako, makanan, minuman, SRC Hidayah juga menjual produk-produk UKM kreasi masyarakat sekitar wilayahnya melalui Pojok Lokal, bagian khusus di SRC yang disediakan untuk menjual produk-produk UKM yang ada disekitar SRC tersebut. Pojok Lokal SRC Hidayah menjual nasi bandeng, kerajinan rajut, keripik singkong, tahu bakso, olahan sayuran, dan lainnya. “Saya juga ingin memberdayakan produk-produk buatan warga sekitar sini yang memiliki nilai jual,” papar Nurul.

Kisah yang sama juga dituturkan Laras (39), pemilik Toko SRC Restu Anda yang berada di Jalan Kelud Utara no. 8, Petompon, Gajahmungkur, Semarang. Sejak bergabung dengan SRC, perubahan positif dirasakannya. "Saya mulai buka toko kelontong sejak 2003. Dulu toko saya masih kecil sekali di pinggir jalan," katanya.
Laras mengaku menjadi bagian dari SRC sejak 8 tahun lalu. Pelatihan-pelatihan bisnis pun diikutinya, dengan harapan bisa mengubah toko kelontongnya menjadi lebih baik. "Saya diberi ilmu untuk menata barang-barang jualan, juga membersihkan toko," jelasnya.

Singkat cerita, kini toko Restu Anda semakin berkembang dengan luas 6x4 meter. Baginya, penting untuk sukses bersama masyarakat sesama pelaku usaha kecil. "Selain makanan dan minuman yang biasa dijual di toko, saya juga memberdayakan produk lokal daerah Kelud di antaranya telur asin, wajik, dan lain-lain. Dan respon masyarakat sekitar sangat luar biasa," jelasnya bangga. (*)