Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stikes Telogorejo

Membiasakan Pola Makan Sehat pada Buah Hati

Asupan dengan gizi seimbang yang diperlukan anak terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Membiasakan pola makan sehat pada buah hati 

Oleh Suciwati,SST, MH.Kes - Dosen STIKES Telogorejo Semarang

UPAYA agar tumbuh kembang anak optimal, sehat secara fisik, mental, dan sosial, mereka memerlukan asupan gizi yang seimbang sejak kecil, bahkan sejak dari dalam kandungan. Setelah bayi lahir, semua yang dikonsumsi bayi akan bermanfaat bagi tumbuh kembangnya.

Pemberian  Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan merupakan cara optimal untuk memberikan makan kepada bayi.

Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus minum ASI sampai usia 2 tahun. Bayi mengalami tumbuh kembang yang sangat pesat, sehingga diperlukan asupan yang bergizi, sehat, dan seimbang.

Asupan dengan gizi seimbang yang diperlukan anak terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Asupan  anak sejak dini harus bervariasi.

Pemberian gizi seimbang merupakan rangkaian untuk menyeimbangkan zat gizi yang keluar dengan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Prinsip gizi seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam/bervariasi,  proporsi makanan yang seimbang, jumlahnya cukup, dan tidak berlebihan.

Membiasakan perilaku hidup bersih. dapat menghindarkan diri dari sumber infeksi. Di antaranya mencuci tangan, menutup makanan yang akan disajikan, memakai alas kaki, dan menutup mulut dan hidung bila bersin.

Kemudian melakukan aktivitas fisik, dapat memperlancar metabolisme dalam tubuh. Mengajak anak bermain atau berjalan, memantau berat badan normal dengan  acuan Kartu Menuju Sehat (KMS).

Banyak anak yang  picky eater alias suka pilih-pilih makanan karena kurangnya variasi makanan yang diberikan saat balita. Selain untuk membiasakan anak makan beragam jenis makanan tanpa pilih-pilih, variasi menu makanan juga membuat si kecil dapat menikmati waktu makan karena dapat mengurangi rasa jenuh akibat pemberin makanan yang sama. Si Kecil juga bisa mendapatkan asupan gizi yang lebih lengkap dan seimbang.

Lebih lanjut, data hasil pengawasan Balai Besar POM (BBPOM) di Jakarta mengungkap, peredaran makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya meningkat dari 7,86% (2013) menjadi 15,06% (2014). Jenis jajanan anak SD yang dijual dengan harga sesuai kantong mereka pada umumnya adalah jenis makanan yang siap dikonsumsi dengan warna, tekstur, aroma, rasa dan kemasan menarik.

Kegemaran anak-anak akan makanan manis dan gurih sering dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menarik perhatian mereka. Padahal belum tentu menyehatkan, karena kebanyakan dari pedagang kurang sepenuhnya memperhatikan kebersihan, keamanan dan kandungan gizi.

Orang tua diharapkan dapat berperan untuk menjaga anak-anak agar tidak mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat. Ajarkan anak memilih jajanan yang mengandung gizi yang  tidak mengandung pengawet, pemanis dan pewarna yang berbahaya bagi kesehatan.

Selama anak masih berada dalam rentang tumbuh kembang jangan membatasi asupan karbohidrat dan lemak  hanya mementingkan protein serta serat saja. Untuk membentuk pola makan sehat pada diri si kecil, sebaiknya tetap penuhi kebutuhan gizinya secara berimbang.

Pilihlah makanan yang mengandung tinggi zat besi karena si kecil membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan kadar zat besi pada ASI setelah usia 6 bulan sudah sangat tidak mencukupi kebutuhan si kecil. 

Ajarkan anak untuk jajan ditempat yang bersih, tertutup dari pencemaran debu asap kendaraan, lalat atau pilih makanan yang dikemas. Bukan makanan yang dibungkus oleh kertas atau koran bekas. 

Selain makanan kebutuhan cairan anak juga perlu diperhatikan, orang tua bisa membiasakan anak untuk minum yang dibawakan orang tua dari rumah karena lebih sehat dan higienis, minuman tidak selalu manis, banyak minum air putih lebih sehat. Jelaskan kepada anak untuk tidak beli minum sembarangan yang mengandung bahan berbahaya seperti pemanis, warna yang mencolok  yang ternyata bukan pewarna makanan.

Pakar kesehatan David Ludwig yang berasal dari Harvard University membenarkan anggapan bahwa sering minum susu kemasan manis bisa meningkatkan risiko terkena diabetes. Beberapa penyakit lain yang juga bisa muncul akibat kebiasaan ini adalah obesitas dan peradangan.

Ludwig menyebutkan bahwa hal ini bahkan sudah pernah dibahas dalam jurnal American Medical Association Pediatrics. Menurut penelitian yang ada dalam jurnal tersebut, susu kemasan sebenarnya termasuk dalam minuman yang aman untuk kita konsumsi.

Hanya saja, kita cenderung tidak memperhatikan label kemasannya sehingga tidak memperhitungkan seberapa banyak kalori atau gula di dalam satu buah kemasan susu. Karena rasanya manis, kita pun menyukainya dan cenderung mengonsumsinya lebih banyak dari batas aman.

Ditambah dengan gaya hidup tidak sehat, khususnya dalam pola makan dengan kadar gizi yang tidak seimbang, maka asupan kalori atau gula menjadi berlebihan dan akhirnya menyebabkan kenaikan risiko diabetes dan berat badan. Variasi minuman sehat Agar anak tidak bosan, bisa juga dicoba menambahkan potongan buah segar ke dalam air tersebut. Bisa jeruk, lemon dan lain-lain.

Selain sebagai variasi rasa, minuman tersebut menyehatkan. Di musim kemarau, potongan kecil buah yang dibekukan bisa ditambahkan ke dalam air minum. 

Sementara itu, laman Healthy Families yang dikelola pemerintah Colombia mengatakan, selain air putih, susu juga penting untuk pertumbuhan. Cermati minuman sehat bagi keluarga orangtua lebih mencermati minuman sehat bagi keluarga, di antaranya minuman kemasan apalagi mengandung pemanis buatan tidak dianjurkan karena mengandung sedikit vitamin, namun tinggi kalori yang dapat membuat obesitas jika dikonsumsi berlebihan.

Jus sebaiknya diminum pada saat makan, bukan di antara waktu makan untuk kesehatan gigi. Lebih baik dorong anak memakan buah segar langsung karena lebih menyehatkan. Sport drink tidak diperlukan untuk anak-anak yang teratur berolahraga.

Teh dan kopi tidak baik untuk anak karena mengandung kafein. Zat ini dapat mengganggu jam tidur anak, tingkah laku dan perkembangan secara umum. 

Kombinasikan makanan berikut ini untuk menjaga agar pola makan sehat anak tetap terjaga seperti karbohidrat berupa nasi/kentang atau jagung dan protein berupa hati ayam, ikan, daging, telor dan kacang-kacangan dilengkapi sayur, serta lemak, minyak, mentega, susu dan makanan sumber omega 3 dan 6

Untuk membentuk pola makan sehat pada anak diperlukan juga jam makan yang teratur. Pastikan si kecil makan pada jam yang sama setiap harinya. Makan besar bisa diberikan tiga kali sehari, sebagai contoh pada pukul 7 pagi, 12 siang, dan 6 sore.

Sementara di sela-sela jam tersebut, berikan cemilan sehat untuk si kecil pada pukul 10.00  pagi dan 15.00 sore.

Untuk cemilan, hindari memberikan anak makanan olahan dengan kandungan gula yang  tinggi. Dengan memberikan makanan pada jam-jam yang sama setiap harinya, si kecil akan membiasakan diri untuk lebih disiplin menentukan waktu untuk makan.

Selain itu, jam makan yang teratur juga membantu tubuh si kecil lebih siap menerima nutrisi dengan lebih maksimal. Usahakan untuk memberikan jarak antara makan dan susu sebanyak minimal 2 – 2,5 jam.

Hindari pemberian susu untuk menggantikan makan pada jadwal makan si kecil. Agar nafsu makan si kecil tetap terjaga, berikanlah air putih di antara waktu makan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved