Lukisan Kritik Sosial Milik Tri Bakdo Dihargai Rp 200 Juta - BAF Digelar Hingga 2 Desember
Batang Arts Festival (BAF) berlangsung di Pendopo Kantor Bupati Batang selama tiga hari, dimulai 30 November hingga 2 Desember 2019.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Puluhan karya seni lukis dipamerkan pada Batang Arts Festival (BAF) yang berlangsung di Pendopo Kantor Bupati Batang selama tiga hari, dimulai 30 November hingga 2 Desember 2019.
Festival tersebut diramaikan dengan berbagai pertunjukan, seperti seni tari kuda lumping, musik etnik, hingga teater.
Batang Art Festival ke-4 ini memamerkan sebanyak 50 lukisan dari berbagai seniman daerah.
Seperti Yogyakarta, Magelang, Semarang, Kendal, Pati, Pekalongan, dan Batang.
Itu pun memiliki harga yang berbeda, mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 200 juta.
"Yang paling mahal adalah lukisan saya," tutur Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang, Tri Bakdo, Sabtu (30/11/2019) malam.
Ia juga mengatakan, lukisannya yang diberi harga Rp 200 juta merupakan gambaran kritik sosial kepada pemerintah.
Lalu terkait kebudayaan dan seni di Indonesia yang masih kurang perhatian.
"Lukisan saya menggambarkan kebudayaan yang seharusnya jadi milik negara."
"Tapi kadang dijualbelikan. Seperti tarian reog, wayang, dan keris dimana telah dijual oleh oknum."
"Inilah lukisan kritik sosial," jelasnya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, karya seni itu harganya mahal.
Biasanya seni lukis dan budayawan dalam berkarya lebih pada bersifat kritikan sosial.
"Budayawan rata-rata realistis dalam menggambarkan karya seninya."