UPDATE : Satu Tawon Menyengat Sekoloni Mengikuti Bahkan Tawon Ndas Bisa Serang Walau Sudah Menyelam
Tawon Vespa Affinis atau yang bisa disebut tawon endas (Jawa Tengah) akhir-akhir ini banyak menyerang warga.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Tawon Vespa Affinis atau yang bisa disebut tawon endas (Jawa Tengah) akhir-akhir ini banyak menyerang warga.
Bahkan di Kabupaten Klaten ada 10 orang meninggal dunia (sejak 2016) karena disengat oleh serangga tersebut.
Rata-rata korban meninggal tidak hanya disengat oleh satu tawon saja.
Melainkan puluhan tawon yang memiliki racun pada bagian sengatnya
Menurut Rully Rahadian, Dosen Entomologi Fakultas Sains & Matematika Departemen Biologi Undip, ketika satu tawon menyengat seseorang, tawon tersebut mengeluarkan zat feromon yang bisa mengundang tawon lain untuk menyerang.
Sehingga hampir seluruh koloni tawon dalam satu sarang akan mengejar menyengat orang tersebut.
"Tapi itu belum tentu satu orang saja yang disengat. Bisa saja orang yang berada di dekatnya juga terkena sengatan. Sebab tawon tidak bisa membedakan mana orang yang mengusiknya dan mana yang bukan," ujarnya.
Sama halnya dengan binatang lainnya, tawon vespa juga mempunyai naluri menyerang apabila diusik sarangnya maupun salah satu tawon yang sedang terbang mencari makan.
Sengaja maupun tak sengaja, tawon yang merasa terancam akan langsung menyerang seseorang seketika.
"Jadi saat ada tawon di sekitar kita, walaupun hanya satu saja jangan diganggu. Ketika hinggap di tubuh, cukup ditiup atau dibiarkan saja," terang Rully.
Masyarakat masih menganggap ketika sedang diserang tawon vespa, untuk menghindarinya cukup dengan merendamkan seluruh tubuh ke dalam air.
Tapi ternyata cara tersebut sia-sia. Tawon vespa tetap akan menyerang karena memiliki kemampuan menyelam.
"Ya ada yang beranggapan seperti itu. Tapi cara itu tidak membantu.
Karena tawon vespa tetap bisa menyerang walaupun seluruh tubuh sudah direndam di dalam air," jelasnya.
Tawon-tawon agresif jika diganggu. Mereka bisa jadi agresif karena diganggu manusia, dan juga karena habitatnya terdesak oleh permukiman.
Maka tak heran jika bermunculan sarang tawon di bawah atap rumah atau dekat permukiman.
"Kadang kita bisa juga menemukan sarang tawon di langit-langit rumah. Bisa juga di pepohonan yang tidak jauh dari kita.
Sebenarnya tawon vespa memiliki habitat di hutan dataran rendah. Karena hutan makin sempit, maka mereka tinggal terlalu dekat dengan manusia," tegasnya.
Ia menambahkan, bulan Agustus-Oktober adalah musim berkembang biak bagi tawon vespa.
Namun banyaknya populasi tawon vespa di suatu daerah juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan.
"Tawon vespa bisa makan dari sampah organik. Jadi tidak harus di hutan, mereka juga tetap bisa berkembang biak," imbuhnya.
Tidak adanya predator maupun parasit yang menyerang tawon vespa diduga juga menjadi faktor meledaknya populasi.
Padahal hal tersebut bisa menjadi pengendali populasi. Untuk memusnahkan atau memindahkan sarang tawon vespa, Rully menyarankan dilakukan pada malam hari. Sebab, di saat itu seluruh koloni tawon sedang istirahat dan cenderung tidak agresif.
"Kemudian gunakan pakaian yang biasa dipakai oleh orang yang sedang memanen madu di sarang lebah.
Atau bisa juga menggunakan helm full face, baju lengan panjang yang tebal, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
Tapi di setiap celah juga harus dirapatkan dengan lakban, supaya tawon tidak menerobos masuk," paparnya.
Sebelum dipindahkan maupun dimusnahkan, sarang tawon bisa disemprot cairan tertentu maupun diberi asap.
Supaya tawon pingsan dan tidak agresif.
Tawon vespa tersebar di kawasan tropis dan sub tropis Asia. Di antaranya Sri Lanka, Hongkong, Taiwan, Indonesia sampai Filipina.
Ratu tawon vespa berukuran 3 cm, pejantannya 2,6 cm dan pekerjanya berukuran 2,2-2,5 cm.
Saat ratu tawon membuat koloni baru, akan terbentuk sarang baru untuk menampung larva.
"Satu koloni bisa lebih dari satu ratu sehingga terus bertambah. Sarang mereka berbentuk oval seperti buah menggantung," pungkasnya. (tim)