Ini Masalah Serius di Salatiga, Tahun Ini Ada 24 Kasus Kematian Bayi, Begini Kata Yuliyanto
Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyebutkan kasus kematian bayi (AKB) di Kota Hati Beriman hingga Desember 2019 tercatat sebanyak 24 kasus.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyebutkan kasus kematian bayi (AKB) di Kota Hati Beriman hingga Desember 2019 tercatat sebanyak 24 kasus.
Atas temuan tersebut ia mendorong segenap pemangku kepentingan di Kota Salatiga saat ini untuk bersama-sama menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan AKB sebagai prioritas penanganan.
Menurutnya, indikator kesejahteraan sebuah wilayah, salah satunya diukur dari derajat kesehatan masyarakat.
Dimana di dalamnya termasuk AKI dan AKB.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, saat ini di Kota Salatiga terdapat jumlah kelahiran hidup sebanyak 2.058 kelahiran."
"Dari angka tersebut, tercatat ada 2 kasus kematian ibu, 24 kasus kematian bayi, dan 1 kasus kematian balita," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (5/12/2019).
Dikatakannya seusai membuka Diseminasi Hasil Pengkajian Audit Kematian Ibu dan Bayi Kota Salatiga Tahun 2019, di Hotel Grand Wahid Salatiga, banyak faktor penyebab yang mempengaruhi AKI maupun AKB.
Yakni mulai dari kepercayaan maupun sosial budaya.
Sebab itu, kata dia, guna menekan AKI dan AKB tidaklah mudah.
Belum lagi, adanya kasus-kasus yang tidak dilaporkan.
Sehingga, menuntut pemerintah bekerja lebih keras.
“Dari data di atas, kami masih memiliki pekerjaan yang menunggu untuk segera diselesaikan."
"Khususnya dalam mengatasai AKB yang saat ini mencapai 24 kasus,” katanya.
Ia menambahkan, melalui forum desiminasi yang melibatkan berbagai pihak diharapkan dapat menjadi wadah guna menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk menekan jumlah AKI dan AKB di Kota Salatiga.