Pedagang Pasar Rejosari Akhirnya Kirim Surat ke Presiden, Kecewa Tidak Direspon Wali Kota Salatiga
Pembangunan Pasar Rejosari Salatiga dipastikan kembali ditunda setelah dalam APBD Pemkot Salatiga Tahun Anggaran 2020 tidak muncul.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Pembangunan Pasar Rejosari Salatiga dipastikan kembali ditunda setelah dalam APBD Pemkot Salatiga Tahun Anggaran 2020 tidak muncul.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Rejosari Rukimin mengatakan, sejak pasar mengalami kebakaran pada 2008 lalu, para pedagang mengalami kerugian massal.
"Sebelum terbakar pada 2008, jumlah pedagang sekitar 400 orang."
"Tetapi dengan tidak terbangunnya Pasar Rejosari atau Pasar Sapi sekarang yang masih mampu bertahan tinggal 80 orang."
"Kemungkinan masih bisa berkurang lagi," terangnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (4/12/2019).
Menurut Rukimin, dalam proses penundaan anggaran pembangunan ulang pedagang tidak mendapat pemberitahuan dari Pemkot Salatiga.
Padahal sebelum pembahasan APBD, pihaknya berkirim surat ke Wali Kota Salatiga.
Hanya saja, tidak mendapat balasan.
Ia menambahkan, selama ini menggantungkan hidup dengan berjualan handphone dan membuka usaha hiburan play station selama hampir 15 tahun pada areal Pasar Rejosari.
"Kemarin kami kembali rapat dan hasil keputusan bersama kami akan berkirim surat ke Presiden Joko Widodo."
"Dalam surat itu juga diketahui Ketua DPRD Kota Salatiga."
"Kami juga sudah berkirim surat ke Wali Kota, tetapi tidak mendapat jawaban."
"Hanya Ketua DPRD yang bersedia kami temui."
"Kemudian dia pun berjanji akan berkirim surat ke Wali Kota dengan batasan 2 minggu atau maksimal bulan ini," katanya.