Disdikbud Jateng Tegaskan Sedang Investigasi Kasus Siswi Berseragam SMAN 2 Demak Diduga Pesta Miras
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah sedang mendalami kasus siswi berseragam SMAN 2 Demak yang diduga pesta miras usai ujian sekolah.
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah sedang mendalami kasus sejumlah siswi berseragam SMAN 2 Demak diduga pesta miras.
Kepala Disdikbud Jateng, Jumeri semula kaget mengetahui kabar tersebut.
"Kepala cabang sedang investigasi Pak," tulisnya dalam pesan singkat.
Jumeri tak banyak berkomentar dalam kasus tersebut.
Dia kembali menegaskan sedang mendalaminya.
"Makasih infonya, mas," pungkas Jumeri.
• Video Viral 8 Siswi SMAN 2 Demak Diduga Pesta Miras, Kepala Sekolah: Kami Sudah Ambil Tindakan
Viral Video Siswi SMAN 2 Demak Diduga Pesta Miras
Kepala SMAN 2 Demak, Suntono tak menampik para remaja dalam video itu adalah siswinya.
Suntono menyebut pihaknya sudah menindaklanjuti sebelum video terlanjur viral.
Dia berujar kabar para siswinya diduga mabuk-mabukan sudah diterima pada Kamis (5/12/2019) kemarin.
"Langsung saya kumpulkan siswa dan wali yang bersangkutan, Jumat (6/12/2019), mereka mengakui kesalahan sampai menangis," kata Suntono di ruang kerjanya.
Pihak sekolah, sambung Suntono, sangat menyayangkan perilaku tersebut diketahui banyak orang.
Pesta Miras Setelah Ujian
Berdasar pengakuan para siswi, Suntono mengatakan pesta miras itu dilakukan usai ujian, Kamis kemarin.
Lokasi pesta di rumah salah satu siswi.
Ada delapan siswi yang turut serta.
"Enam anak merupakan kelas 12 IPS, dan duanya kelas 12 IPA," jelasnya.
Para siswi itu telah mendapat sanksi.
Sanksi berupa pembinaan dan penandatanganan surat bermaterai berisi pernyataan tak mengulangi perbuatan serupa.
Selain itu, pihak sekolah sudah menyita gawai 8 siswi itu.
"Saya tidak tahu, siapa yang menyebar video tersebut," jelasnya.
Sekolah akan Libatkan Kepolisian
Suntono menambahkan, pihak sekolah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Di antaranya kepolisian setempat dan dinas cabang.
Mulai Senin (9/12/2019) pihak sekolah akan menghadirkan pembina apel dari kepolisian.
"Kedua, kami juga akan bekerjasama dengan pihak BNN agar memberikan pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa berfikir lebih untuk melakukan hal hal yang dapat merugikan," jelasnya. (*)