Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo, Jansen Sitindaon: ASN Jangan Over Acting dan Cari Muka

Jansen Sitindaon mengatakan Aparatur Sipil Negara tidak boleh over acting dengan pencalonan putra Jokowi sebagai walikota.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Tribun Jateng/ yayan isro
Gibran Jadi Calon Wali Kota Solo, Jansen Sitindaon: ASN Jangan Over Acting dan Cari MUka 

TRIBUNJATENG.COM- Politikus Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan Aparatur Sipil Negara tidak boleh over acting dengan pencalonan putra Jokowi sebagai walikota.

Jansen Sitindaon mengatakan hal itu saat diundang di TVone, Kamis (12/12/19).

Jansen Sitindaon mengatakan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) maju sebagai gubernur di saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Gibran yang maju sebagai calon walikota Solo di saat Jokowi masih menjabat.

"Kalau kita bandingkan, ini soal tempo waktu jangan sampai salah, penempatan waktunya sama-sama saat jadi presiden," ujar Jansen Sitindaon.

Jansen Sitindaon menyebut tidak ada masalah jika Gibran maju sebagai calon walikota Solo.

namun, menurutnya apa yang dilakukan Gibran kurang etis.

"Nggak ada yang salah soal hukum, ini soal etik saja, soal mana yang lebih tepat soal sikap pak SBY ketika itu, atau Pak Jokowi yang sekarang," ujar Jans

Jansen Sitindaon menyerahkan penilaian atas sikap Gibran ke publik.

"Biar publik yang menilai, publik kan sudah cerdas," ujarnya.

Jansen Sitindaon menilai bahwa orang Indonesia kerap memperlakukan anak pejabat secara berlebihan.

"Kita kenal karakter orang Indonesia, kalau ada anak pejabat yang mencalonkan diri dilayaninya berlebihan lho, apalagi ada embel-embel anak presiden dan mantu presiden," ujarnya.

Jansen Sitindaon berharap agar para aparatur Sipil Negara bersikap adil dan tidak boleh over acting.

"Makanya, kalau Gibran maju di Solo, Bobby maju di kota medan, aparatus negara itu jangan over acting, jangan cari muka begitu, biarkan berkompetisi dengan fair," ujarnya.

"Ini nanti pengusaha over acting, menyumbang paling banyak ke sini misalnya, kan penuh isi tasya," imbuhnya.

Jansen Sitindaon mengingatkan agar ASB tidak mencari muka.

"Anak pejabat aja dilayani berlebihan, makanya kita menginggatkan aparatus hukum dan aparatus negara jangan cari muka," ucap Jansen Sitindaon.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden RI Joko Widodo, resmi menjadi bakal calon wali kota Solo dalam pemilihan kepala daerah 2020. Gibran mendaftarkan diri melalui DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah di Semarang, Kamis (12/12).

Gibran berangkat ke Semarang dari Solo pada pagi hari. Titik keberangkatan Gibran berada di Graha Saba Buana, Solo.

Di lokasi keberangkatan terlihat Ibu Negara Iriana Joko Widodo, ibunda Gibran. Selvi Ananda, istri Gibran, juga berada di lokasi. Iriana dan Selvi hanya melepas keberangkatan Gibran, tidak mengantar ke Semarang. Iriana mengenakan kemeja Indonesia Raya.

Sebelum berangkat ke Semarang, Gibran mencium tangan Iriana seraya memohon restu. Iriana memberikan restunya kepada Gibran. Iriana turut meminta masyarakat Solo mendoakan proses pendaftaran Gibran agar berjalan lancar.

"Doakan lancar semuanya. Saya berdoa untuk anak. Kemarin Gibran juga telah meminta restu. Kepada anak pasti merestui," ujar Iriana.

Bahkan, diakuinya, hampir tiap malam ia bermunajat kepada Yang Maha Kuasa . Malam sebelum keberangkatan Gibran, ia juga menunaikan salat tajahud untuk mendoakan kesuksesan dan kelancaran langkah sang putra.

"Iya, semalam bangun tengah malam. Tahajud, berdoa untuk kelancaran dan kesuksesan Gibran," tuturnya.

Selvi mengaku dia dan Iriana tidak bisa menemani Gibran mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo. Namun demikian, Selvi mendoakan proses pendaftaran Gibran bisa berjalan lancar.

Beberapa anggota keluarga besar Gibran menemani dia mendaftarkan diri. "Ada sebagian keluarga yang laki-laki. Lembah tidak ikut, masih kecil sekali, belum bisa. Nanti keluarga besar akan mengantar ke KPU," kata Gibran.

Sebelum berangkat ke Semarang Gibran menyampaikan pidato politiknya di halaman Graha Saba Buana. Dalam pidatonya dia mengatakan mereka berkumpul bukan untuk mengantar Gibran mendaftarkan diri di DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Mereka berkumpul karena disatukan oleh cita-cita yang sama, yaitu membuat Solo melompat lebih maju.

"Perlu saya garis bawahi lagi, melompat. Melompat untuk lebih maju," ujar Gibran.

Menurut Gibran saat ini bukan saatnya lagi untuk berbicara soal perubahan. Sekarang adalah saatnya untuk berbicara soal lompatan dan percepatan agar masyarakat Solo bisa lebih sejahtera.

Gibran dan para relawan yang berasal dari 20 organisasi berangkat dari Solo ke Semarang menggunakan bus. Saat tiba di DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Gibran didampingi Habib Hasan Mulachela, tokoh masyarakat Solo. Habib Hasan terlihat berjalan menggandeng Gibran.

Sesampai di ruangan pendaftaran, Gibran beserta timnya menyerahkan berkas-berkas. Karena Kamis (12/12) merupakan hari terakhir pendaftaran, Gibran mendaftar sekaligus mengembalikan formulir pendaftaran.

Ketua Panitia Pendaftaran Bakal Calon DPD PDI-P Jateng Abang Baginda menyatakan ada beberapa dokumen yang belum ditandatangani. Setelah ditandatangani, dokumen pendaftaran akan diverifikasi terlebih dahulu.

"Tidak ada perlakuan khusus dalam pendaftaran. Jika ada pertunjukan kesenian, panggung, itu semua yang menyiapkan tim dari Mas Gibran. Kami ada tempat jadi silakan digunakan," kata Baginda.

Menurutnya, sesuai komitmen dari DPD PDI-P Jateng, semua pendaftar diberlakukan sama. Baginda menyatakan semua berkas Gibran dinyatakan lengkap.

"Dokumen dinyatakan lengkap. Mas Gibran sah menjadi bakal calon wali kota Solo," katanya. Hal itu diamini Gibran sambil mengusap muka dengan kedua telapak tangannya.

Setelah pendaftarannya selesai, Gibran menemui para relawan lalu naik ke panggung kecil. Gibran kemudian menyampaikan orasi politik. Sambil memegang secarik kertas bertulisan tangan, Gibran mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang datang.

"Saya tidak bisa membalas secara materi, namun hari ini akan saya catat sebagai utang pertama saya kepada Bapak dan Ibu sekalian. Dan utang ini akan saya bayar dengan kebijakan yang menyejahterakan masyarakat Solo," ujar Gibran lantang.

"Saya tahu bukan materi yang Bapak, Ibu inginkan, tapi yang diinginkan adalah lompatan, percepatan agar Solo lebih maju lagi. Saya ulangi lagi, lompatan, percepatan," sambung Gibran berteriak.

Sesekali terdengar teriakan dari para pendukung. "Gibran Solo satu. Gibran Solo satu," seru mereka. Gibran juga memekikkan kata 'merdeka' beberapa kali yang disahuti para pendukung.

Manfaatkan momentum

Pengamat Politik, Hendro Satrio menilai peluang Putra Presiden Jowo Widodo (Jokowi) memenangi Pilwalkot Solo sangat besar. Sebab saat ini merupakan momentum tahunnya para generasi muda menjadi seorang pemimpin.

"Yang paling kental itu kan dinasti politik. Tapi kalau kemudian Mas Gibran maju saya sih mengerti karena beliau memanfaatkan momentum anak muda yang lagi naik. Memang aji mumpung tapi karena momentumnya lagi bagus ya kans menangnya juga besar," kata Hendro, Kamis (12/12).

Gibran, lanjutnya, sedang memanfaatkan momentum politik dimana anak muda menjadi pemimpin.

Terlepas dari itu semua, tak bisa dipungkiri isu terkait dinasti politik pasti santer mengiringi langkahnya maju sebagai calon Wali Kota Solo.

"Sekarang PR-nya beliau meyakinkan masyarakat bahwa dia adalah seorang Gibran bukan Gibran numpang tenar dari anaknya Jokowi. Tapi kalau untuk menang dia bisa. Secara momentum, anak muda ini memang lagi waktunya, jadi kalau dihitung-hitung memang pas saat ini, kalau nanti-nanti hilang momentumnya," jelasnya.

Menurutnya isu terkait dinasti politik dinilai wajar mengiringi langkah Gibran, namun hal tersebut tidak perlu dirisaukan.

Kuncinya hanya satu, yakni meyakinkan masyarakat bahwa dirinya bukan numpang ketenaran sang ayah. Selain itu, juga Gibran juga harus jarang-jarang tampil bersama Jokowi.

"Wacana dinasti politik pasti tidak bisa dihilangkan. Tapi ya biarkan saja. Buktikan bahwa memang beliau pilihan Kota Solo. Kerja aja dari sekarang, karena ngak mungkin bisa hilang (isu dinasti politik)," imbuhnya.

Terkait peluang mendapatkan rekomendasi partai, Hendri menegaskan bahwa hal tersebut tergantung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Namun jika dihitung-hitung peluangnya sangat besar selain memiliki popularitas, saat ini juga merupakan momentum yang tepat bagi partai melakukan regenerasi.

Selanjutnya, imbuhnya, yang bisa dilakukan Gibran sembari menunggu rekomendasi, yakni harus sowan ke DPC PDIP Solo.

"Harus unggah-ungguh turun lagi ke DPC Solo kemudian ke senior-senior Kota Solo untuk meredam emosi dan pergolakkan yang ada. Sehingga, ada hati dan penerimaan dari masyarakat Solo untuk Gibran," imbuhnya.

Jokowi Bantah Dinasti Politik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah telah membuat dinasti politik, pasca-anak dan menantunya memastikan diri ikut dalam pertarungan pilkada serentak tahun depan.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming memastikan maju sebagai calon Wali Kota Solo. Sementara menantunya, Boby Nasution akan maju dalam pertarungan pilkada Kota Medan.

"Ini kompetisi bukan penunjukan, beda. Tolong dibedakan. Kan, sudah saya sampaikan bolak-balik, bahwa itu sudah menjadi keputusan (Gibran)," ujar Jokowi usai meresmikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Kamis (12/12).

Jokowi menegaskan, semua masyarakat mempunyai hak pilih dan dipilih, termasuk anak dan menantunya yang ingin maju sebagai kepala daerah. "Itu sebuah kompetisi. Kompetisi bisa menang bisa kalah, terserah rakyat yang memiliki hak pilih. Siapapun punya hak pilih dan dipilih," kata Jokowi.

Kemarin, Gibran diantar para pendukungnya mendaftar ke kantor DPD PDI Perjuangan. Sebelum berangkat, Gibran meminta restu dengan mengunjungi kediaman neneknya Sudjiatmi Notomihardjo, di kawasan Kampung Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo Jawa Tengah. Kecupan hangat dari sang nenek untuk Gibran, merestui pencalonannya.

Sekitar 980 orang dari 42 organisasi relawan menumpang sekitar 20 armada bus mengantar Gibran ke DPD PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah. Berangkat dari Graha Saba Buana, Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Sumber, Kacamatan Banjarsari pukul 08.30 WIB. Doa bersama juga diselenggarakan selang sehari sebelum Gibran resmi mendaftar.

"Intinya satu karna kami sebagai generasi muda, generasi milenial utamanya sangat senang sekali, bahagia sekali saat ini mulai muncul wakil-wakil kami di pemerintahan.Harapan kita dimudahkan, dilancarkan sampai resmi jadi wali kota Solo," ujar Andrian John, seorang relawan Koncone Gibran menjelaskan.

Semantara menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution, memastikan serius maju di Pilkada Medan 2020. Namun hingga saat ini ia belum dapat memastikan partai yang akan mendukungnya.

"Salah satu hal yang menentukan adalah visi-misinya. Masalah berapa persen yang akan mendukung kita lihat aja nanti. Tergantung dari visi misinya," kata Bobby saat ditemui di Warung Kopi Jurnalis Medan, Selasa (10/12) lalu.

Bobby belum mau berkomentar tentang program yang diusungnya dan berjanji akan akan menjelaskannya di saat tepat. Bobby juga membantah politik dinasti yang santer terdengar saat dia dan Gibran, anak sulung Jokowi maju pada Pilkada 2020. "Kalau dibilang dinasti ya bukan dinasti. Kita harus lihat semangatnya. Yang dinasti itu mungkin motivasinya itu," ujar Bobby, di sela acara nonton bareng laga Tim Nasional Indonesia melawan Vietnam pada Selasa malam.

Selasa (10/9) lalu, Bobby sempat menyambangi Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sumatera Utara. Kedatangan Bobby diterima Ketua DPW Partai NasDem Sumut Iskandar dan pengurus partai lainnya. Saat itu Iskandar mengatakan kedatangan Bobby hanya bersilaturahmi.

Iskandar membenarkan bahwa nama Bobby masuk dalam radar Partai Nasdem untuk diusung pada Pilkada Medan 2020. "Belum ada bicara akan mengusung Bobby, belum ada. Memang nama Bobby masuk dalam radar kita, nominasi kita sebagai kandidat wali kota Medan," katanya saat dihubungi Kompas.com.

Ia mengatakan Nasdem adalah partai pertama yang didatangi oleh Bobby. "Kalau enggak salah, partai kita yang duluan didatangi. Karenakan ada kedekatan kita dengan Bobby. Kakaknya pengurus, kader NasDem dan anggota DPR tingkat provinsi," ucapnya.

Selain Bobby, nama lainnya yang masuk dalam radar NasDem sebagai calon wali kota Medan yaitu Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Ketua DPD NasDem Kota Medan Afif Abdillah, dan Ketua DPD NasDem sekaligus Bupati Tapanuli Tengah Bahtiar Ahmad Sibarani. Dikutip dari keterangan tertulis yang diberikan Humas DPW Partai Nasdem, Bobby mengatakan telah berkomunikasi dengan Jokowi terkait rencana maju pada Pilkada Medan 2020.

"Kalau Bapak itu tergantung keinginan anak-anaknya dan tidak pernah mengatur. Kalau mau politik, ya terjun ke politik. Kalau mau bisnis ya bisnis yang penting kerja mesti sungguh-sungguh dan betul-betul," ungkap Bobby.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut, langkah dari Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution itu memang tidak dilarang dalam Undang-undang.

"Kalau kita kembalikan pada Undang-undang, ya tidak ada halangan bagi anak presiden menjadi calon wali kota. Kecuali ada larangan hitam di atas putih, tentu kita katakan tidak boleh," ," kata Qodari di Studio Menara Kompas, Rabu (4/12) lalu. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved